Sinergitas Pemberantasan Narkoba, Korupsi dan Terorisme untuk Pembangunan Sumber Daya Manusia Unggul di Era Vuca

Kejahatan Narkotika, Korupsi dan Terorisme merupakan extraordinary crime yang berdampak penghancuran sebuah bangsa. Kejahatan ini bersifat sistematis dan memiliki jaringan yang kuat sehingga mampu mempengaruhi siapa saja untuk terlibat didalamnya. Oleh karenanya perlu penguatan agar masyarakat tidak mudah terpengaruh dengan tiga kejahatan tersebut diatas.

Diinisiasi oleh Kepala Badan Narkotika Nasional, Dr. Petrus R. Golose, BNN menggelar Silaturahmi Nasional dengan tema “ Sinergitas Pemberantasan Narkoba, Korupsi dan Terorisme untuk Pembangunan Sumber Daya Manusia Unggul di Era Vuca”. Acara tersebut digelar di Gedung Perkasa Raga Garwita (PRG), Polda Bali, Rabu, 24/11/2021.

 

Hadir Gubernur Provinsi Bali, Dr. Ir. Wayan Koster, MM, Kapolda Bali, Irjen. Pol. Drs. Putu Jayan Danu Putra, SH. MSi dan Tokoh Masyarakat Bali.

VUCA adalah singkatan dari Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity dan dapat artikan dimana dunia yang kita hidupi sekarang berubah denga sangat cepat, tidak terduga dan dipengaruhi oleh banyak factor yang sulit dikontrol dan kebenaran serta realitas menjadi sangat subyektif. Pengaruh terbesar dari pergeseran dunia adalaha karena pengaruh teknologi yang berkembang sangat pesat.

Kepala BNN RI, Dr. Petrus R Golose dalam orasinya mengatakan Indonesia merupakan pasar potensial peredaran gelab narkoba karena prevalensi penyalah guna narkoba yang mencapai 1.8 persen atau setara dengan 3.4 juta orang. Delapan puluh persen narkoba masuk melewati jalur laut yang sulit untuk dideteksi karena radar yang mereka pakai di matikan ujar mantan Kapolda Bali ini.

Sementara itu Ancaman Narkotika Jenis Baru atau New Psychoactive Substances (NPS) setiap saat bertambah jumlahnya. Dampaknya sangat berbahaya dan sulit untuk di deteksi.

Sejauh ini BNN telah menyita 3 ton Sabu. Apabila diakumulasi dengan pengungkapan instansi lain jumlahnya mencapai 8 ton. Dengan demikian kita telah menyelamatkan 8 juta orang dengan asumsi 8 juta ton tersebut di pakai masing-masing 1 gram setiap orang ujar Jenderal bintang 3 tersebut.

Kedepan lanjut Kepala BNN akan diatur bahwa korban penyalahguna narkoba tidak dimasukan kedalam Lembaga Pemasyarakat (LP) melainkan akan di rehabilitasi tegasnya.

Adapun upaya pencegahan yang gencar dilakukan saat ini oleh BNN salah satunya adalah pembentukan Desa bersinar (bersih narkoba) menuju Indonesia bersinar tambah Kepala BNN.

Semenara itu Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Drs Firli Bahuri, MSi mengatakan persoalan mendasar bangsa ini adalah penyalahgunaan narkoba, terorisme dan korupsi. Institusi yang lahir pasca reformasi tersebut memiliki tugas dan tanggung jawab yang besar dalam menjaga bangsa ini dari tiga kejahatan tersebut diatas ujar ketua KPK memulai pidatonya.

Masalah Penyalahgunaan narkoba, terorisme dan korusi ini harus diselesai secara bersama-sama ujarnya. Ketua KPK mengajak semua anak bangsa untuk bahu membahu menyelesaikan masalah diatas.

Korupsi sambung Ketua KPK merampas Hak Asasi Manusia dan mengancam Ekonomo Bangsa. Setiap anak bangsa harus berperan menurunkan angka korupsi.

“Semua anak bangsa harus menjadi pelaku sejarah pemberantsan korupsi” ajak Ketua KPK.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorise (BNPT) Dr. Boy Rafli Amar memulai orasinya dengan menjelaskan ideologi sesat terorisme. Menurutnya

Terorisme adalah ideologi dari luar yang dipaksakan masuk ke negara kita dengan memasukan teks agama. Tujuan teroris adah menghancurkan Negara kita ujar Kepala BNPT.

Kepala BNPT mengapresiasi kegiatan tersebut sebagai silaturahmi kebangsaan untuk bersama membangun bangsa.

Ideologi teroris lanjut Kepala BNPT menyebar dengan sangat cepat dengan dan korbannya banyak yang asal dari generasi muda. Mereka dilatih kemudian dikirim ke daerah konflik untuk dilatih berperang ujarnya.

“Virus terorisme sangat berbahaya tanpa kita sadari bisa masuk dan mempengaruhi seseorang paparnya.

Untuk menghindari semakin berkembangkannya ideologi terorisme Kepala BNPT mengingatkan tentang pentingnya pempedomani Empat Konsensus Nasional yaitu Melindungi segenap bangsa indonesia dan seluruh tumpah darah indonesia, mensejahterkan dan memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia.

BNPT berupaya memberikan penyadaran kepada generasi muda atau milenial agar mereka tidak lupa dengan sejarah bangsa ini. Dengan menyadari konsensus kebangsaan itu harapannya mereka memiliki ketangguhan dalam persaingan global di era VUCA urai Kepala BNPT.

 

Di akhir orasinya Kepala BNPT mengajak pemerintah daerah dan tokoh masyarakat yang hadir agar tidak menganggap remeh ideologi terorisme. Menurutnya ideologi terorisme tidak memandang profesi dan jabatan. Kalau kita lengah terorisme bisa masuk tutup Kepala BNPT. (Oscar)

#webinar #vuca #narkoba #terorisme #korupsi #corruption #narcotics #terrorism #teror #synergy #bersinar #sinergi #warondrugs #indonesiabersinar #BNN #KPK #BNPT

Deputi Bidang Pencegahan Ikut Ambil Bagian Dalam Webinar Pencegahan Se-Asia Tenggara

Deputi Bidang Pencegahan BNN mengikuti webinar “Rethinking Preventive Drug Education For The New Normal” yang diselenggarakan oleh ASEAN Training Center for Preventive Drug Education (ATCPDE) yang bekerjasama dengan Dangerous Drugs Board Republic of Philippines.  Webinar ini diikuti oleh badan negara yang menangani program pencegahan narkoba dari se-Asia Tenggara yang digelar dari tanggal 7 Oktober – 11 November 2020. Deputi Bidang Pencegahan BNN diwakilkan oleh Eva Fitri Yuanita (Kasi Pendidikan), Yona Janesia (Kasi Media Daring), MSL. Senithio, Tri Agustinasari, Ratih Frayunita Sari, Wenny Juanita, Yulia Angelina dan Sri Murjiati.

 

 

Pada Rabu (21/10) perwakilan dari Deputi Bidang Pencegahan BNN, Eva Fitri menjelaskan tentang program – program Pencegahan yang dilaksanakan di tengah masa pandemi Covid-19. Sama seperti dengan negara lainnya, ada beberapa kegiatan yang terkendala dengan Covid-19, namun hal ini tidak menjadi hambatan dalam menyebarkan informasi tentang pencegahan penyalahgunaan narkoba. Kegiatan tatap muka untuk meneruskan Program Ketahanan Keluarga yang telah dilaksanakan di tahun sebelumnya serta  KIE keliling yang dilaksanakan untuk menyampaikan pesan pencegahan narkoba dan Covid-19 tetap dilanjutkan dengan memperhatikan protokol kesehatan yang berlaku.

Selain itu, pemanfaatan media juga menjadi kunci dalam penyebaran informasi selama masa pandemi ini. Selain pemasangan media luar ruang dan berupa billboard dan branding moda transportasi, media sosial yang sedang menjadi tren saat ini juga dilaksanakan dengan menargetkan anak muda sebagai sasaran utama. Pada kesempatan kali ini, , Deputi Bidang Pencegahan BNN juga memperkenalkan Rumah Edukasi Anti Narkoba (REAN.id) yang merupakan platform digital yang mengajak anak muda untuk membuat konten pencegahan narkoba mereka sendiri. Program-program ini mendapat sambutan yang cukup baik dari negara ASEAN dan pihak ATCPDE berharap program-program seperti ini dapat berjalan dengan baik sehingga mungkin dapat di contoh oleh negara lain di ASEAN.

Deputi Pencegahan BNN: Keluarga Garda Terdepan Mewujudkan SDM yang Unggul juga Benteng Utama Memerangi Penyalahgunaan Narkoba

Badan Narkotika Nasional Provinsi Jawa Barat mengadakan Seminar Online dengan tema “Memperkokoh Ketahanan Keluarga dari Bahaya Penyalahgunaan Narkoba” (19/05/20) melalui video pertemuan virtual.

Lebih dari 170an peserta dan berbagai komunitas ikut bergabung seminar ini.

Narasumber yang hadir melalui virtual ini antara lain Deputi Pencegahan BNN, Irjen Pol Anjan Pramuka Putra SH., M.Hum, Direktur Peran Serta Masyarakat Deputi Pemberdayaan Masyarakat Brigjen Pol Drs. Mohamad Jupri, MM, Kepala BNN Jabar Brigjen Pol Drs. Sufyan Syarif, M.H., Rektor UNPAS (Ketua Artipena) Prof. Dr. Ir. H. Eddy Jusuf Sp, M.Si., M.Kom, dan Kepala Perwakilan BKKNN Prov Jabar Drs Kusmana. Para narasumber yang berkompeten dibidangnya ini dalam seminar dimoderatori ini oleh Dr. Eki Baihaqi, M.Si dari Dosen Pasca Sarjana UNPAS.

Deputi Pencegahan BNN, Irjen Pol Drs Anjan Pramuka Putra berkesempatan mengisi pertama dalam urutan penyaji seminar online ini, dengan mengambil tema: “Membangun Keluarga Berkualitas Guna Mewujudkan Ketahanan Keluarga”.

Disampaikan bahwa Keluarga adalah garda terdepan untuk mewujudkan manusia yang unggul sebagaimana arahan presiden RI, dan tentunya keluarga menjadi benteng terdepan juga dalam memerangi segala bentuk penyalahgunaan narkoba yang menyasar anggota keluarga terutama anak dan remaja.

Jenderal bintang dua ini menggambarkan bagaimana membentuk ketahanan keluarga dengan cara : Komunikasi antara hubungan orang tua dan anak yang hangat dibangun melalui komunikasi yang efektif.

Komunikasi yang efektif dapat mendorong keterampilan pengasuhan bagi orang tua sehingga disini peran orang tua dapat lebih dominan untuk membuka komunikasi dengan anak.

Kualitas orang tua yang dibentuk untuk mendukung ketahanan keluarga disampaikan dengan lugas oleh Bapak yang putrinya sedang kuliah di salah satu universitas negeri di Yogyakarta ini. Anjan menyampaikan bagaimana orang tua dapat terus memotivasi anak dengan hal yang positif, sehingga orang tua perlu memahami perkembangan anak, memahami diri ketika anak mengalami stres, dan bagaimana mengubah perilaku agresif dan tekanan teman sebayanya.

Orang nomor 1 di jajaran Deputi bidang Pencegahan ini mengupayakan untuk mempromosikan pencegahan bahaya penyalahgunaan narkoba secara massive dengan cara menekan laju angka penyalahguna coba pakai, salah satunya adalah melalui intervensi ketahanan keluarga.

Program yang telah dilaksanakan uji intervensi di tahun 2018 ini bekerja sama dengan UNODC dan UNJ dalam pelaksanaannya. Bahkan disampaikan dalam seminar hasil pelaksanaan hasil intervensi ketahanan keluarga pada tahun 2018 itu, Myanmar menyampaikan akan mengadopsi program ini untuk dilaksanakan di negaranya.

Selain itu, dalam pemaparannya Deputi Pencegahan di ruang Social Media Center menguraikan bagaimana perkembangan New Psycoactive Substance (NPS) yang cukup banyak di dunia sekitar 892 jenis, dan perkembangan telah masuknya tambahan 1 jenis yang terdaftar di Permenkes sehingga menjadi 73 jenis.

Hal senada juga diilustrasikan berbagai perkembangan penyalahgunaan narkoba pada anak-anak. Pada akhir sesi pemaparannya Anjan mengharapkan anak dan keluarga dikuatkan dengan kualitas diri dan kualitas keluarga dalam mencegah penyalahgunaan narkoba.