Kepala BNN: Penyuluh P4GN Garda Terdepan BNN, Upahnya Besar di Surga

Kepala BNN RI, Dr. Petrus Reinhard Golose dalam pembukaan Rapat Kerja Teknis (Rakenis) Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat berpesan kepada seluruh Penyuluh P4GN, “Saya harap kalian lakukan yang terbaik dengan tulus, tugas Anda itu mulia. Upah Anda besar di surga”. Hal ini disampaikan Kepala BNN pada pembukaan Rakernis pada Kamis (10/3) di Bali. Kepala BNN Ri merasa bangga dengan peran penyuluh narkoba di tengan masyarakat yang merupakan duta BNN yang bersentuhan langsung dengan masyarakat baik di pusat hingga ke daerah-daerah di seluruh Indonesia.

 

 

Rakernis yang digelar di The Patra Villa and Resort pada tanggal 9-11 Maret 2002 ini mengusung tema “Optimalisasi Kemampuan Penyuluh Narkoba Melalui Soft Power Approach Mewujudkan Indonesia bersinar dihadiri seluruh penyuluh P4GN di Indonesia baik yang datang langsung maupun yang mengikutinya secara daring. Kepala BNN RI juga berpesan kepada seluruh peserta agar dapat menyerap materi – materi yang disampaikan para pakar yang hadir sebagai narasumber dalam kegiatan ini dan menyalurkannya kepada masyarakat.

Pada pembukaan Rakernis ini Kepala BNN RI juga meresmikan aplikasi SiDePe (Sistem Informasi Deputi Bidang Pencegahan) yaitu aplikasi yang nantinya digunakan untuk mempermudah pekerjaan dan pelaporan Penyuluh P4GN serta twibbon HUT BNN RI ke 20.

 

 

 

Deputi Pencegahan BNN, Drs. Sufyan Syarif, M.H. dalam diskusi panel menyampaikan saat ini ada 4 (empat) program prioritas nasional bidang pencegahan yaitu: ketahanan keluarga, ketahanan komunitas, ketahanan sekolah, dan ketahaan lingkungan berbasis sumber daya pembangunan desa dengan ketahanan masyarakat sebagai indikator kinerja utama.

 

Deputi Pencegahan BNN juga mengatakan dalam melakukan program – program tersebut, para penyuluh hendaknya melakukan kolaborasi baik dengan bidang lain di BNN maupun dengan stake holder pemerintah atau swasta. “Kita tidak bisa kerja sendiri. Kita harus bersinergi secara komprehensif dengan pihak lain. Dan selain keempat program itu, jangan lupakan juga branding. Branding ini penting agar masyarakat mengetahui program-program apa saja yang kita jalankan.” Lanjut. Sufyan.

 

Rapat Kerja Teknis ini menghadirkan narasumber internal lainnya seperti dari bidang Pemberdayaan Masyarakat, Rehabilitasi, Pemberantasan, Puslitdatin, Inspektorat, pakar di bidang psikologi komunikas serta narasumber dari Ditjen Bina Pemerintahan Desa dan Ditjen Politik & Pemerintahan Umum, Kementerian Dalam Negeri Kementerian Dalam Negeri serta dari Deputi Bidang SDM, Teknologi & Informasi, Kementerian BUMN.

Sinergitas Pemberantasan Narkoba, Korupsi dan Terorisme untuk Pembangunan Sumber Daya Manusia Unggul di Era Vuca

Kejahatan Narkotika, Korupsi dan Terorisme merupakan extraordinary crime yang berdampak penghancuran sebuah bangsa. Kejahatan ini bersifat sistematis dan memiliki jaringan yang kuat sehingga mampu mempengaruhi siapa saja untuk terlibat didalamnya. Oleh karenanya perlu penguatan agar masyarakat tidak mudah terpengaruh dengan tiga kejahatan tersebut diatas.

Diinisiasi oleh Kepala Badan Narkotika Nasional, Dr. Petrus R. Golose, BNN menggelar Silaturahmi Nasional dengan tema “ Sinergitas Pemberantasan Narkoba, Korupsi dan Terorisme untuk Pembangunan Sumber Daya Manusia Unggul di Era Vuca”. Acara tersebut digelar di Gedung Perkasa Raga Garwita (PRG), Polda Bali, Rabu, 24/11/2021.

 

Hadir Gubernur Provinsi Bali, Dr. Ir. Wayan Koster, MM, Kapolda Bali, Irjen. Pol. Drs. Putu Jayan Danu Putra, SH. MSi dan Tokoh Masyarakat Bali.

VUCA adalah singkatan dari Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity dan dapat artikan dimana dunia yang kita hidupi sekarang berubah denga sangat cepat, tidak terduga dan dipengaruhi oleh banyak factor yang sulit dikontrol dan kebenaran serta realitas menjadi sangat subyektif. Pengaruh terbesar dari pergeseran dunia adalaha karena pengaruh teknologi yang berkembang sangat pesat.

Kepala BNN RI, Dr. Petrus R Golose dalam orasinya mengatakan Indonesia merupakan pasar potensial peredaran gelab narkoba karena prevalensi penyalah guna narkoba yang mencapai 1.8 persen atau setara dengan 3.4 juta orang. Delapan puluh persen narkoba masuk melewati jalur laut yang sulit untuk dideteksi karena radar yang mereka pakai di matikan ujar mantan Kapolda Bali ini.

Sementara itu Ancaman Narkotika Jenis Baru atau New Psychoactive Substances (NPS) setiap saat bertambah jumlahnya. Dampaknya sangat berbahaya dan sulit untuk di deteksi.

Sejauh ini BNN telah menyita 3 ton Sabu. Apabila diakumulasi dengan pengungkapan instansi lain jumlahnya mencapai 8 ton. Dengan demikian kita telah menyelamatkan 8 juta orang dengan asumsi 8 juta ton tersebut di pakai masing-masing 1 gram setiap orang ujar Jenderal bintang 3 tersebut.

Kedepan lanjut Kepala BNN akan diatur bahwa korban penyalahguna narkoba tidak dimasukan kedalam Lembaga Pemasyarakat (LP) melainkan akan di rehabilitasi tegasnya.

Adapun upaya pencegahan yang gencar dilakukan saat ini oleh BNN salah satunya adalah pembentukan Desa bersinar (bersih narkoba) menuju Indonesia bersinar tambah Kepala BNN.

Semenara itu Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Drs Firli Bahuri, MSi mengatakan persoalan mendasar bangsa ini adalah penyalahgunaan narkoba, terorisme dan korupsi. Institusi yang lahir pasca reformasi tersebut memiliki tugas dan tanggung jawab yang besar dalam menjaga bangsa ini dari tiga kejahatan tersebut diatas ujar ketua KPK memulai pidatonya.

Masalah Penyalahgunaan narkoba, terorisme dan korusi ini harus diselesai secara bersama-sama ujarnya. Ketua KPK mengajak semua anak bangsa untuk bahu membahu menyelesaikan masalah diatas.

Korupsi sambung Ketua KPK merampas Hak Asasi Manusia dan mengancam Ekonomo Bangsa. Setiap anak bangsa harus berperan menurunkan angka korupsi.

“Semua anak bangsa harus menjadi pelaku sejarah pemberantsan korupsi” ajak Ketua KPK.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorise (BNPT) Dr. Boy Rafli Amar memulai orasinya dengan menjelaskan ideologi sesat terorisme. Menurutnya

Terorisme adalah ideologi dari luar yang dipaksakan masuk ke negara kita dengan memasukan teks agama. Tujuan teroris adah menghancurkan Negara kita ujar Kepala BNPT.

Kepala BNPT mengapresiasi kegiatan tersebut sebagai silaturahmi kebangsaan untuk bersama membangun bangsa.

Ideologi teroris lanjut Kepala BNPT menyebar dengan sangat cepat dengan dan korbannya banyak yang asal dari generasi muda. Mereka dilatih kemudian dikirim ke daerah konflik untuk dilatih berperang ujarnya.

“Virus terorisme sangat berbahaya tanpa kita sadari bisa masuk dan mempengaruhi seseorang paparnya.

Untuk menghindari semakin berkembangkannya ideologi terorisme Kepala BNPT mengingatkan tentang pentingnya pempedomani Empat Konsensus Nasional yaitu Melindungi segenap bangsa indonesia dan seluruh tumpah darah indonesia, mensejahterkan dan memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia.

BNPT berupaya memberikan penyadaran kepada generasi muda atau milenial agar mereka tidak lupa dengan sejarah bangsa ini. Dengan menyadari konsensus kebangsaan itu harapannya mereka memiliki ketangguhan dalam persaingan global di era VUCA urai Kepala BNPT.

 

Di akhir orasinya Kepala BNPT mengajak pemerintah daerah dan tokoh masyarakat yang hadir agar tidak menganggap remeh ideologi terorisme. Menurutnya ideologi terorisme tidak memandang profesi dan jabatan. Kalau kita lengah terorisme bisa masuk tutup Kepala BNPT. (Oscar)

#webinar #vuca #narkoba #terorisme #korupsi #corruption #narcotics #terrorism #teror #synergy #bersinar #sinergi #warondrugs #indonesiabersinar #BNN #KPK #BNPT