Untuk Peningkatan Kecepatan Pelayanan, Deputi Pencegahan BNN Akan Manfaatkan Platform Digital Dalam Permintaan Penyuluhan Narkoba

Penyuluh Narkoba yang berada di jajaran wilayah BNNP Jawa Timur mengikuti Workshop Peningkatan Kapasitas Penyuluh yang diselenggarakan oleh Direktorat Informasi dan Edukasi BNN pada hari Rabu, 11 Maret 2020 bertempat di Hotel Wyndham Surabaya, Jawa Timur. Deputi Pencegahan BNN RI Irjen Pol Anjan Pramuka Putra, SH., M.Hum. membuka Workshop Peningkatan Kapasitas Penyuluh ini dengan tagline ‘Mari Jadikan Penyuluh Narkoba sebagai SDM berkualitas dalam Upaya Memerangi Narkoba’.

Workshop yang diikuti oleh peserta dari penyuluh BNN Kabupaten/ Kota dan BNN Provinsi di Jawa Timur diharapkan mampu meningkatkan kapasitas penyuluh agar informasi atau materi bahaya penyalahgunaan narkoba yang disebarluaskan dapat dipahami atau dimengerti oleh masyarakat. Hal yang utama yang ditekankan oleh Deputi yang berpengalaman di bidang Narkotika sejak menyandang melati dua hingga bintang dua ini, adalah Penyuluh agar Update pada Informasi tentang Narkoba, baik zat-nya maupun pengungkapan yang dilakukan oleh jajaran BNN.

Pada kesempatan Paparannya, Deputi Pencegahan BNN ini mengungkapkan berbagai modus operandi sindikat narkoba di Indonesia, berdasarkan pengalamannya di jajaran anti narkoba ini. Penyuluh diharapkan dapat mengantisipasi modus ini beredar di masyarakat, karena penyuluhlah garda terdepan BNN dalam upaya penyampaian informasi dan edukasi tentang Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN).

Sinergitas BNN – KPK juga disampaikan, untuk mensosialisasikan perihal masalah bangsa bersama-sama, yaitu dengan Kampanye Bersama antara KPK dengan BNN. Dan langsung disambut oleh Kepala BNN Provinsi Jawa Timur, kesiapan personel dan jajaran BNNP Jawa Timur untuk bersinergi dengan KPK dan instansi lain dalam upaya P4GN maupun dalam Rencana Aksi Nasional P4GN pada Inpres 2 tahun 2020.

Penanganan masalah narkoba di masyarakat perlu menjadi prioritas bangsa ini, dan persoalan mendasar penyalahgunaan narkoba adalah bagaiamana penanganan di keluarga. Oleh karena itu BNN, pada tahun ini di Deputi Bidang Pencegahan fokus pada Ketahanan Diri dan Keluarga. Hal tersebut disampaikan, agar keluarga di Indonesia ini memiliki daya tangkal terhadap bahaya penyalahgunaan narkoba. Tahun lalu Deputi Bidang Pencegahan BNN melalui kegiatan Prioritas Nasional telah melaksanakan Intervensi Ketahanan Keluarga dengan bekerjasama dengan UNODC melalui Modul Family United UNODC. Program Ketahanan keluarga ini bertujuan untuk mendesain model program penguatan institusi keluarga untuk menunjang pendidikan anti narkoba bagi remaja. Dan dicerikan pada salah satu Kota di Jawa Timur ini sebagai Pilot Project di Malang, Program intervensi ketahanan keluarga anti narkoba berdampak signifikan pada peningkatan kemampuan parenting orangtua, peningkatan resiliensi anak, serta penurunan perilaku negatif anak. Dicontohkan ada anak yang dulunya nakal, setelah diintervensi dengan keluarganya, dapat merubah perilakunya.

BNN sebagai Focal Point dalam upaya Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika di Indonesia harus didukung oleh sumberdaya manusia yang berkualitas, mumpuni, dan memiliki daya saing untuk terus berkembang dan menjawab tantangan zaman. Hal tersebut merupakan tanggung jawab penyuluh narkoba. Oleh karena itu Anjan Pramuka yang juga sebagai Ketua Lembaga Sertifikasi Profesi BNN menyampaikan bahwa dirinya telah memiliki Sertifikasi Profesi sebagai Konselor Adiksi, bukan karena beliau sebagai Ketua LSP BNN tapi melalui serangkaian proses pengujian seperti layaknya konselor menangani pecandu yang akan mengikuti program rehabilitasi. Hal itu juga diharapkan dapat menjadi syarat penyuluh narkoba untuk memiliki Sertifikasi Profesi ini. Pada saat ini sudah dilakukan proses awal penentuan instrumen sertifikasi bagi penyuluh narkoba, sehingga diharapkan nanti penyuluh narkoba dapat dinilai sebagai profesional yang berkualitas.

Pada akhir sesi pemaparannya, Anjan Pramuka menyampaikan mimpinya agar ke depan permohonan penyuluhan dan kegiatan penyuluhan dapat didigitalisasi seperti aplikasi pesan antar yang selama ini sudah ada di masyarakat, sehingga dapat memotong birokrasi pelayanan masyarakat dan masyarakat dapat menilai secara langsung penyuluh yang profesional di bidangnya.

Penyegaran Fasilitator Tingkat Regional dalam Program Ketahanan Keluarga

Para fasilitator yang telah mengikuti pelatihan United Nation Office Drugs and Crime (UNODC) dan melaksanakan Implementasi Modul Ketahanan Keluarga yang telah diterapkan oleh Indonesia dan Bangladesh, selama bulan Agustus – September 2019 yang lalu berkumpul kembali dalam program penyegaran fasilitator tingkat regional yang difasilitasi langsung oleh UNODC.

Pada kesempatan itu, Deputi Pencegahan BNN Drs. Anjan Pramuka Putra, SH, M.Hum, menitikberatkan pada peran keluarga, karena pola pengasuhan dalam keluarga merupakan hal penting untuk menumbuhkan ketahanan diri pada anak, sehingga anak memiliki keterampilan untuk menghindari pengaruh-pengaruh negatif di masa depan ujar Anjan.

Sementara itu UNODC Country Manager and Liaison to ASEAN, Collie Brown menyampaikan bahwa materi yang disajikan dapat meningkatkan ketahanan keluarga. Hal ini disampaikan pada saat sambutan acara Penyegaran Fasilitator Tingkat Regional dalam Program Ketahanan Keluarga,  di Jakarta, Rabu (16/10/2019).

Disampaikan oleh Collie Brown bahwa pertemuan kali ini untuk mengembangkan modul yang sudah ada dan menyesuaikan kebutuhan di negara masing-masing. Sedangkan, Waadih Maalouf, trainer UNODC menyebutkan bahwa pengalaman fasilitator dalam mengimplementasikan modul akan dijadikan masukan untuk pengembangan modul ketahanan keluarga ini.

Para Fasilitator menyampaikan pengalaman implementasi modul di beberapa lokasi di negara masing-masing. BNN bersama akademisi dan praktisi pencegahan melaksanakan intervensi modul ketahanan keluarga ini di 4 (empat) lokasi di Jawa Barat, yaitu Kota Cianjur, Kota Bandung, Kota Cimahi dan Kabupaten Bandung Barat dengan hasil evaluasi cukup baik dan dirasakan manfaatnya oleh keluarga peserta intervensi modul ketahanan keluarga. Harapan kedepan adalah adaptasi modul ketahanan keluarga ini dapat di sesuaikan dengan kearifan lokal budaya Indonesia, sehingga sesuai dengan karakteristik keluarga Indonesia. (Yuli)

Deputi Pencegahan Sosialisasi Bahaya Narkoba Kepada Generasi Muda di Kota Bandung

Sebagai wujud kecintaan kepada Bangsa dan Negara, PT Astra Tbk menggandeng Badan Narkotika Nasional (BNN) menyampaikan informasi bahaya penyalahgunaan narkoba kepada pelajar. Pelajar dipilih karena merupakan tulang punggung pembangunan masa bangsa di masa depan.  Selain itu, akhir-akhir ini banyak sekali pelajar yang menjadi korban penyalahgunaan narkoba.

Jumat, (11/10) bertempat di Astra Biz Center, Kota Bandung, PT Astra Tbk mengundang sekitar seratus lima puluh pelajar untuk mengikuti Talkshow Interaktif dengan tema “Kuat Mental Remaja, Cegah Narkoba dan Sex Usia Dini”

Deputi Pencegahan BNN, Drs. Anjan Pramuka Putra, SH, M.Hum hadir dengan membawakan materi “Generasi Sehat  Bebas Narkoba”. Dalam paparannya Anjan mengungkapkan bahwa saat ini Indonesia berada dalam kondisi darurat narkoba. Hal ini terlihat dari berbagai pengungkap kasus penyelundupan narkoba dalam jumlah besar yang berhasil diungkap oleh aparat penegak hukum.

“Negara kita menjadi tujuan penyelundupan narkoba karena ada demand (permintaan) yang tinggi. Oleh karena itu upaya-upaya pencegahan terus dilakukan oleh BNN untuk menekan prevalensi. Kalau pravelensi terus maka permintaan narkoba juga akan turun ujar Anjan.

Kerjasama antara BNN dan PT Astra Tbk dipanjang Anjan merupakan langkah yang baik karena bisa menyelamatkan generasi mudah dari bahaya penyalahgunaan narkoba.

Khusus bagi generasi muda di kota Bandung, Anjan berpesan agar jangan mencoba menggunakan narkoba. Menurut Anjan awal mula penyalahgunaan narkoba selalu dimulai dari coba-coba. Setelah itu coba-coba itu seseorang akan masuk pada tahap kecanduan. Pada tahap kecanduan ini seseorang akan menghalalkan segala cara untuk mendapat narkoba ulas Anjan.

Kalau sudah kecanduan maka bisa mencuri, merampok atau menodong untuk membeli narkoba. jadi sekali lagi saya berpesan agar jangan mencoba menggunakan narkoba ujar Anjan.

Sementara itu, Management PT Astra Internasional Tbk, Bondan Susilo mengatakan kegiatan ini merupakan wujud kepedulian mereka terhadap generasi muda. dia berhadap melalui kegiatan ini generasi khususnya yang berada di kota Bandung bebas dari penyalahgunaan narkoba. (Oscar)

Kami Adalah Keluarga Yang Kuat

Modul intervensi ketahanan Keluarga, telah diterapkan di 4 wilayah Jawa Barat yaitu Kota Bandung, Kota Cianjur, Kabupaten Bandung Barat dan Cimahi. Peserta intervensi ketahanan keluarga adalah hasil seleksi dari perwakilan siswa dan orangtua yang telah mengikuti rangkaian kegiatan mulai dari rapat koordinasi, pre test dan diakhir kegiatan harus mengikuti post test, serta berkomitmen mengikuti program sampai akhir kegiatan.

Seluruh peserta terlihat antusias di setiap sesi yang diikuti. Salah satu materi yang disajikan diantaranya adalah berbicara tentang perilaku anak dan bagaimana perhatian mengubah perilaku. Para peserta dilatih tentang bagaimana cara mengatasi stres.

Pada sesi memahami stres, tujuannya untuk membantu anak dan orangtua mamahami sudut pandang masing-masing tentang stres. Dari rangkaian pertanyaan ditujukan kepada peserta anak kemungkinan menyebabkan stres di sekolah, diperoleh hasilnya menghadapi guru galak di sekolah dan beban tugas dari sekolah, dan pertengkaran orangtua. Dengan demikian orangtua dapat memahami tingkat stres anak, dan bagaimana menyikapi hal tersebut. Tantangan orangtua dalam menghadapi stres, yaitu pertengkaran dengan pasangan dan anggota keluarga yang mengalami sakit, perilaku inilah yang berdampak kepada perilaku anak.

Berbagi pengalaman dalam mengikuti kegiatan Model Intervensi Ketahanan Keluarga wilayah Jawa Barat menyisakan kesan yang mendalam bagi para peserta di wilayah Kabupaten Bandung Barat, Parongpong, Sabtu (14 /09/2019) yang lalu.

Yuyun, salah satu perwakilan orangtua murid SMPN 1 Parongpong, menceritakan kesan mendapatkan tambahan wawasan, pengetahuan dan bagaimana cara menyikapi perilaku anak. Dengan mengikuti pelatihan ini, anak saya sekarang lebih disiplin dan bisa bertanggungjawab.

Hal senada juga disampaikan oleh Annisa, perwakilan SMPN 1 Parongpong, dengan mengikuti program ini, saya mendapatkan pengalaman dan ilmu yang benar-benar bermanfaat dan bisa tahu mana pergaulan yang positif dan mana yang negatif serta ilmu yang di dapat bisa berbagi ilmu dengan teman-teman. Dengan mengikuti program ini dapat melatih keberanian saya berbicara di depan banyak orang, intinya kegiatan ini benar-benar positif dan bermanfaat.

Di akhir Sesi peserta membacakan slogan keluarga secara Bersama-sama “Kami adalah keluarga yang kuat dan saling mendengarkan, bekerja sama dan bersenang-senang”.

(Yuli)

BNN dan UNODC : Fokus Keluarga Sebagai Faktor Ketahanan Diri Remaja

Badan Narkotika Nasional (BNN) bekerjasama dengan Perwakilan United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC) di Indonesia untuk membuat model intervensi ketahanan keluarga anti narkoba, dengan melibatkan perwakilan orangtua murid dan siswa menengah tingkat Pertama. Pelaksanaan model intervensi ini dilaksanakan di wilayah Jawa Barat yaitu Kota Bandung, Kota Cianjur, Kabupaten Bandung Barat dan Cimahi.

Pemilihan keluarga merupakan faktor penting dalam menumbuhkan ketahanan diri remaja terhadap penyalahgunaan narkoba. Mulai frekuensi berkomunikasi orangtua dengan anak yang perlu lebih intens, pengasuhan orangtua yang demokratis, serta hubungan yang hangat menjadi hal penting dalam membuat remaja memiliki ketahanan diri yang tinggi. Evaluasi pelaksanaan Modul Intervensi Ketahanan Keluarga untuk memperoleh hasil pencegahan yang efektif serta menyatukan pemahaman dan keterpaduan langkah dalam pelaksanaan pencegahan penyalahgunaan narkoba di lingkungan keluarga yang dapat digunakan di Indonesia sesuai dengan kearifan lokal budaya bangsa Indonesia, disampaikan Direktur Advokasi, Supratman dalam membacakan sambutan Deputi Bidang Pencegahan.

Pada acara Focus Group Discussion Model Intervensi Ketahanan Keluarga untuk mengevalusi kegiatan model intervensi ketahanan keluarga yang diselenggarakan BNN, Selasa (17/9/2019), di Jakarta. Pembicara dalam FGD itu adalah Tim Pengajar Universitas Negeri Jakarta, Perwakilan UNODC Indonesia Narendra Lobbie, Paulina G.P serta Yunita Faela sebagai pemerhati pencegahan narkoba.

Menurut Narendra Lobbie, mengembangkan Program Universal Keterampilan Keluarga merupakan perbaikan dari program pencegahan berbasis keluarga yang sebelumnya diambil berdasarkan pengalaman dan hasil riset dari program sebelumnya dan terbuka untuk umum dan melakukan uji coba pada negara-negara yang terpilih termasuk Indonesia. Keluarga merupakan institusi sosial yang paling kuat dan berpengaruh dalam banyak hal, keluarga merupakan awal dari pendidikan dan terbukti secara ilmiah pola asuh yang baik menjadi faktor pelindung yang sangat kuat dalam mencegah penggunaan zat, perilaku kekerasan remaja dan gangguan perilaku lainnya. Program pencegahan berbasis keluarga yang diperluas cakupannya dapat menjangkau keluarga yang terpapar situasi khusus. Program ini sudah diuji coba di beberapa negara berhasil dengan baik.

Parenting Skills: Posyandu Sebagai Target Keluarga

Paulina G.P sebagai pemerhati P4GN memberikan pandangan terhadap modul yang telah dibuat oleh UNODC, yaitu modul yang ada sangat cocok dilaksanakan di Indonesia, karena lebih realisasi dengan permasalahan keluarga.

“BNN pernah membuat modul parenting skills pada tahun 2014 yang dilaksanakan di 3 provinsi di Indonesia, Riau, DKI Jakarta dan D.I Yogyakarta, dengan Family Based Prevention Program diintegrasikan di posyandu. Posyandu dapat dimanfaatkan karena target keluarga atau family. Mereka tidak usah dipanggil karena mereka akan datang sendiri  atau voluntary bukan paksaan. UNODC Indonesia dapat mengembangkan modul yang sudah ada. Modul yang dibuat oleh UNODC Indonesia sangat bagus, interesting, fun, beautiful and wonderful world” Ujar Paulina.

Lebih lanjut Paulina menyampaikan pencegahan berawal dari keluarga karena tantangan keluarga betul-betul mempunyai permasalahan komunikasi dalam keluarga, kurang penanaman disiplin yang efektif serta kurang pengawasan terhadap anak, kurang terampil menangani stress, kurang meningkarkan harga diri anak dan tekanan teman sebaya.

Yunita Faela menambahkan bahwa modul intervensi ketahanan keluarga perlu dimasukan dalam isi modul mencakup 3 hal yaitu Modul, Panduan dan Protokol karena sangat penting bagi Fasilitator. Isi Modul mencakup faktor keluarga bisa menjadi agen yang penting dalam menangani perilaku anak. Isi Panduan lebih spesifik misalnya tujuan program, apa itu adiksi narkoba, kenali tanda-tanda dan program family united. Serta Isi Protokol memahami adiksi narkoba seperti definisi, karakteristik perilaku dan gejalanya, media penyebaran (mengenali tanda-tanda rentan adiksi narkoba di rumah dan lingkungan tempat tinggal), strategi pencegahan dan merespon tanda-tanda rentan adiksi nakorba dan family united mengenai sistem deteksi dan respon dini.

Aip Badrujaman dari Universitas Negeri Jakarta menyampaikan hasil evaluasi dalam pelaksanaan intervensi ketahanan keluarga,  bahwa penekanan pada keterampilan dasar fasilitator harus menguasai konten dan dinamika karena pada sesi orangtua banyak dibutuhkan sharing pengalaman orangtua dan brainstorming dan  mengelola waktu yang dibutuhkan dalam modul bervariatif.

 

BNN Kota Jakarta Utara Sosialisasikan Bahaya Penyalahgunaan Narkoba Kepada Pengurus OSIS se-Jakarta Utara

BNNK Kota Jakarta Utara menghadiri undangan sosialisasi penyuluhan pencegahan penyalahgunaan narkoba bagi Pengurus OSIS SMA se-Jakarta Utara, Kamis, 5 September 2019. Dengan materi tentang bahaya pemakaian narkoba, jenis-jenis narkoba yang marak disalahgunakan, serta program rehabilitasi. Kegiatan tersebut digelar di SMA 80 Sunter dengan narasumber Ratri Nurhidayah, S.Ikom.

Dari kegiatan tersebut diharapkan para peserta dapat memahami tentang bahaya penyalahgunaan narkoba dikalangan pelajar serta membuat Satuan Tugas Anti Narkoba untuk menjaga lingkungan sekolah yang bebas narkoba, serta mewujudkan generasi milenial Indonesia sehat tanpa naroba.

Koordinasi dan Sosialisasi Inpres Nomor 6 Tahun 2018 di Bengkulu Selatan

Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Bengkulu menggelar Koordinasi sekaligus sosialisasi Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2018 Tentang Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika tahun 2018-2019.

Terbitnya Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2018 tersebut menjadi payung hukum bagi Pemerintah Daerah untuk bersama-sama melaksanakan kegiatan Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN).

Kegiatan tersebut dilaksanakan pada Selasa 23/07 di Gedung Reptaloka Pemda Bengkulu Selatan. Hadir Bupati Bupati Bengkulu Selatan Gusnan Mulyadi S.E. M.M dan Jajaran pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kabupaten Bengkulu Selatan. Dalam sambutannya Gusnan Mulyadi mengatakan Kabupaten Bengkulu Selatan siap melaksanakan Inpres Nomor 6 Tahun 2018 dan Pemendagri Nomor 12 Tahun 2019.

Sementara itu Kepala BNN Provinsi Bengkul Brigjen Pol. Drs. Agus Riansyah menyampaikan tentang penting pelibatan pemerintah daerah dalam upaya pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan narkoba.

Peserta yang mengikuti kegiatan:

  1. KAPOLRES Bengkulu Selatan
  2. DANDIM Bengkulu Selatan
  3. Ketua Pengadilan Negeri Manna
  4. OPD Bengkulu Selatan
  5. Instansi Vertikal yang ada di Kabupaten Bengkulu Selatan
  6. BNNP Bengkulu
  7. BNNK Bengkulu Selatan.

Pada akhir acara dilakukan saling tukar Plakat antara antara BNN dan Pemda Provinsi Bengkulu sebagai bukti keseriusan dalam penanggulangan bahaya penyalahgunaan narkoba.

Workshop Konten P4GN: Millenial Peduli Narkoba? Siapa Takut!

Dalam rangka memeriahkah Pra HANI (Hari Anti Narkotika Internasional) BNN Cegah Narkoba, kemarin ngadain Workshop seru yang bertema “Milenial Peduli Narkoba? Siapa Takut!!”

BNN Cegah Narkoba mengundang para Milenial yang aktif di Sosial Media dan juga menghadirkan Narasumber yang keren-keren pastinya. Ada Direktur Informasi & Edukasi BNN, Bapak Drs. Purwo Cahyoko M.Si dan ada Trisa Triandesa Praktisi Sosial Media. Tujuan kegiatan ini untuk menyebarluaskan informasi sekaligus mengedukasi generasi milenial tentang Bahaya Penyalahgunaan Narkoba. Keliatan banget peserta Workshop sangat antusias mengikuti kegiatan ini apalagi pas masuk ke sesi diskusi interaktif. Mereka ga berhenti tanya seputar narkoba dan ini menjadi bukti bahwa milenial ternyata peduli narkoba loh.

Dan setelah puas tanya-tanya, para peserta ditantang untuk membuat konten seputar narkoba, dan hasilnya keren-keren banget.

#stopnarkoba #cegahnarkoba #millenialnodrugs #hani2019 #hariantinarkotikainternasional