Deputi Pencegahan BNN: Tanpa Sadar Masyarakat Bisa Menjadi Bagian dari Mata Rantai Bisnis Narkotika

Ikatan Alumni Universitas Indonesia (ILUNI)  bekerjasama dengan Badan Narkotika Nasional (BNN) Jumat, 26/06 menggelar Web Seminar (Webinar) dengan mengusung tema, “Pencegahan Dini Penyalahgunaan Narkoba di Masa Pandemi COVID-19 dan Persiapan New Normal”. Ratusan peserta dari berbagai daerah mengikuti webinar tersebut.

Webinar yang dimoderatori oleh Dr. Endang Mariani, M.Psi Ketua ILUNI UI menghadirkan narasumber Deputi Pencegahan BNN Drs. Anjan Pramuka Putra, SH, M.Hum dan Spesialis kedokteran kerja DR.dr Ray Basrowi, MKK, Psikolog Anak dan Remaja, Vera Itabiliana.

Anjan mengawali paparannya dengan menjelaskan kondisi darurat narkoba yang terjadi di Indonesia. Menurut Anjan geografis yang terbuka  menyebabkan narkoba  mudah masuk dan menyebar di seluruh wilayah Indonesia. Sementara itu kerugian yang timbul akibat  penyalahgunaan Narkoba  mencapai 84,7 trilyun rupiah  termasuk biaya privat dan sosial.

Saat ini sindikat narkoba tidak hanya menyasar orang dewasa, tapi sudah menyasar para remaja. Awalnya mereka terpapar sebagai pengguna dulu, apabila didiamkan maka mereka bisa menjadi kurir atau bandar narkoba ujar Anjan. Demografis yang sangat  besar  (260 juta jiwa) menjadi  pasar potensial peredaran  gelap narkoba papar Anjan.

Kondisi saat ini setiap lapisan masyarakat tanpa disadari berpotensi menjadi bagian dari rantai bisnis peredaran gelap narkoba. Kita bisa melihat mulai dari konsumsi, distribusi dan produksi.

Konsumsi narkoba melibatkan pelajar atau remaja yang masih rentan karena mudah terpengaruh ajakan untuk menyalahgunakan narkoba. Distribusi adalah adanya kelompok masyarakat dari perbatasan yang melakukan penyelundupan pengiriman ilegal. Misalnya penyelundupan ganja dari Aceh yang memanfaatkan sarana angkutan darat dan udara untuk menyelundupkan narkoba. Kemudian dalam produksi adanya masyarakat pedesaan yang masih memasok tanaman narkotika khususnya ganja. Seperti yang kita ketahui bahwa ganja merupakan tanaman yang tumbuh subur di wilayah Aceh. Namun itu sudah menjadi perhatian dari BNN melalui program Alternatif Development.

“BNN mengajak masyarakat agar tidak menanam ganja lagi dan beralih kepada komoditi stategis,” jelas Anjan

Khusus untuk remaja, lanjut Anjan, BNN telah menyiapkan flatform digital berupa website Rumah Edukasi Anti Narkoba (Rean.id) dimana melalui website tersebut menjadi wadah bagi remaja untuk menyalurkan aktivitas positif seperti membuat artikel, video dan photografi.

Sementara itu dokter Spesialis Kedokteran kerja Ray Basrowi mengatakan darurat narkoba tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi sudah menjadi krisis global. Menurut dr. Ray ada empat bidang yang sangat rentan terhadap peredaran gelap narkoba,empat bidang tersebut adalah bidang konstruksi (construction), perkebunan/pertanian (farming), manufaktur (manufacturing)  dan nonprofit. Untuk mencegah penyalahgunaan narkoba dikalangan pekerja Ray menyarankan agar adanya protokol yang jelas dan tegas untuk melindungi pekerja dari penyalahgunaan narkoba.

Narasumber lainnya Vera Itabiliana, S.Psi. dalam paparannya menjelaskan “mengapa seorang remaja menggunakan narkoba”. Menurut Vera ada beberapa hal yang memicu seorang remaja menggunakan narkoba.

Hal tersebut antara lain kebiasaan menggunakan narkoba merupakan “kelanjutan dari kebiasaan buruk lainnya, pelarian sesaat, bosan, kurang percaya diri, salah informasi dan adanya contoh yang tidak baik jelas Vera. (Oscar)

Deputi Pencegahan BNN Sebut Jaringan Narkoba Manfaatkan Kondisi Pandemi Covid-19 untuk Mengedarkan Narkoba

Pandemi Covid-19 yang melanda dunia rupanya tidak membuat jaringan atau sindikat narkotika menghentikan bisnisnya haramnya.  Justru kondisi tersebut dimanfaaatkan untuk terus mengedarkan narkoba kepada masyarakat.

Hal tersebut disampaikan oleh Deputi Pencegahan Badan Narkotika Nasional (BNN) Drs. Anjan Pramuka Putra. SH. M.Hum saat menjadi narasumber secara virtual pada program “Selamat Pagi Indonesia” yang disiarkan Metro TV Selasa pagi (23/6/2020)

“Jaringan narkoba justru memanfaatkan kondisi saat petugas sedang berkonsentrasi menangani permasalahan pandemi covid-19. Mereka memasukan narkoba dengan dari berbagai penjuru dengan berbagai modus operandi ujar Anjan.

Namun BNN maupun Polri lanjut Anjan tidak tinggal diam dalam menjalankan tugasnya melindungi masyarakat dari peredaran gelap narkoba. Hal ini terbukti dari pengungkapan kasus penyelundupan narkoba yang telah dilakukan oleh BNN dan Polri selama pandemi covid -19.

Dari sisi pencegahan lanjut Anjan BNN juga terus melukukan upaya sosialiasi kepada masyarakat lewat semua fasilitas yang dimiliki seperti pelaksanaan Komunika Informasi dan Edukasi dengan menggunakan kendaraan penyuluhan dan juga kampanye melalui media daring. Materi kampanye yang disampaikan meliputi bahaya penyalahgunaan narkoba dan pencegahan penyebaran virus covid-19.

Selain menghadirkan Deputi Pencegahan BNN, acara yang mengusung tema “ Kondisi Psikososial dan Penyalahgunaan narkoba Selama Pandemi Covid 19” ini juga menghadirkan Dr. Endang Mariani, M.Psi dari Ikatan Alumni Universitas Indonesia.

Endang Mariani mengatakan selama pandemi covid 19, terjadi peningkatan kasus penyalahgunaan narkoba. Endang Mariani mengaju pada data yang dikeluarkan oleh Polda Metro Jaya (2020). Peningkatan kasus ini lanjut Endang Mariani salah satunya diduga karena dampak dari stres psikologis dan depresi yang dialami selama pandemi.

Diakhir acara Anjan mengajak masyarakat untuk menerapkan pola hidup sehat dengan seratus persen bahagia dan seratus persen produktif. (Oscar)

Semarak Menyambut Peringatan HANI 2020 di Daerah

Badan Narkotika Nasional (BNN) akan memperingati Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) tahun 2020 yang jatuh pada hari Jumat, tanggal 26 juni 2020.

Dalam rangka menyambut Hari Anti Narkotika Nasional (HANI) Tahun 2020, Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) dan Badan Narkotika Nasional Kabupaten/kota (BNNK) seluruh Indonesia bersiap dengan melakukan berbagai kegiatan yang bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya narkoba.

BNNK Sukabumi mengggelar Lomba Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Bersama BAZNAS Kabupaten Sukabumi. Hal ini bertujuan untuk mencegah penyalahgunaan narkba sejak dini kepada remaja dengan menanamkan nilai keagamaan yang kuat kepada mereka.

Sementara itu BNN Kota Surakarta melaksanakan kegiatan Lomba Design Poster, dengan tema ” Hidup 100% di Era New Normal, Sadar, Sehat, Produktif dan Bahagia Tanpa Narkoba. Lomba tersebut bertujuan sebagai salah cara menyadarkan masyarakat khususnya generasi muda tentang bahaya penyalahgunaan narkoba yang mengintai mereka. Harapannya dengan lomba itu anak muda semakin menyadari bahaya narkoba dan mereka dapat berkreasi tanpa menggunakan narkoba.

Sementara itu BNNP Aceh mulai melakukan koordinasi dengan Pemerintah Daerah setempat untuk terlibat dalam Peringatan HANI 2020. Pimpinan BNNP Aceh berkoordinasi dengan bagian protokol Pemprov Aceh untuk memastikan kehadiran Gubernur pada acara virtual puncak HANI 2020.

Tidak ketinggalan, BNNP Sulawesi Barat juga mulai melakukan persiapan menyambut HANI 2020. Sejak Senin, 15 Juni kemarin mulai melakukan pemasangan spanduk, banner dan umbul-umbul di lokasi strategis Kota Mamuju. bSelain itu BNNP Sulbar juga melakukan koordanasi dengan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkompimda)  untuk memeriahkan HANI 2020. Ada pula koordinasi dengan organisasi keagamaan, organisasi kemasyarakatan, organisasi profesi di wilayah masing-masing untuk bekerjasama menyemarakkan HANI 2020 melalui ceramah, kultum, khotbah, webinar dan kegiatan lainnya.

Dan yang tidak menarik adalah Lomba pembuatan film pendek dalam rangka menyambut dan memeriahkan HANI 2020 yang dilaksanakan oleh BNNK Tanah Laut Kalimantan Selatan.

Lomba Film Pendek dengan tema “TALA BERSINAR”  ini selain untuk memeriahkan HANI 2020 juga untuk meningkatkan kreatifitas masyarakat serta memotivasi dalam memerangi narkoba melalui pembuatan film pendek.

Deputi Pencegahan BNN Webinar dengan Kapolda Sumut Membahas “Waspada Narkoba di Tengah Covid 19

Kamis (11/06/2020) Deputi Pencegahan Anjan Pramuka Putra menjadi Narasumber pada acara Webinar Kampanye Sosialisasi Stop Narkoba melalui aplikasi Video Conference yang diikuti oleh seluruh Pejabat Utama Polda Sumut dan Anggota Polres di jajaran Polda Sumatera Utara.

Kapolda Sumatera Utara Irjen Pol Martuani Sormin memulai acara dengan memberikan sambutan yang salah satu poinnya menyatakan bahwa Narkoba sudah menjadi  extra  ordinary crime termasuk di Sumatera Utara. Peran stakeholder untuk terlibat aktif mencegah peredaran gelap narkoba sangat dibutuhkan dan mengingatkan kepada seluruh jajaran untuk tidak berurusan dan terlibat dalam masalah narkoba.

Selanjutnya, Irjen Pol Anjan Pramuka Putra sebagai orang nomor satu di Deputi Bidang Pencegahan BNN memulai materi untuk webinar kali ini dengan membahas Waspada Narkoba di tengah wabah corona. Anjan menjelaskan tentang  Indonesia Darurat Narkoba dimana keadaan geografis Indonesia yang terbuka menyebabkan narkoba mudah masuk dan menyebar di seluruh wilayah Indonesia. Anjan yang pernah menjabat sebagai Direktur Narkoba di Polda Sumatera Utara ini memberikan salah satu contoh kasus seorang bandar dari sumut yang mana sudah dihukum mati namum belum diesekusi dan dia memulai lagi bisnisnya yang akhirnya ditangkap dan dipindahkan ke Nusa Kambangan.

Ancaman baru Narkoba saat ini adalah NPS atau Narkoba jenis baru dan narkoba sintetis. NPS ini efeknya 13 kali lebih membahayakan dari narkoba biasa. Saat ini sudah ada 896 jenis NPS yang beredar dan 76 diantaranya sudah masuk ke Indonesia.  Anjan melanjutkan bahwa narkoba  80% diselundupkan melalui  jalur laut. Para pengedar menggunakan kapal kontainer dan ditengah laut kemudian dibawah oleh kapal kecil.  Oleh karena ini harus dilakukan usaha pengurangan demand dan menghambat supplynya ujar Anjan.

Mantan Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri ini juga membahas tentang efek narkoba yang menyerang sistem saraf yaitu di otak, dimana keadaan otak pengguna narkoba tidak akan bisa normal kembali seperti semula.  Anjan melanjutkan bahwa hasil sinergi bersama BNN, Polri, TNI, dan Bea Cukai dalam menangani kasus narkoba telah terlihat dengan jelas. Selama tahun 2019 adalah 33.371 kasus telah terungkap dengan 42.649 tersangka. Pada penutup paparannya, Anjan menyampaikan harapannya bahwa dengan telah diterbitkan Inpres No 2 tahun 2020 tentang Rencana Aksi P4GN (Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba) agar mendorong seluruh Kementerian, Lembaga Negara dan pemerintah Daerah untuk melakukan upaya-upaya P4GN dalam menangani permasalahan narkoba di Indonesia.

REAN.id diperkenalkan Dalam DISKO

Rean.id dengan tagline #isidengankarya menjadi pengalihan remaja maupun milenial dalam mengisi waktu luangnya  agar terhindar dari hal-hal negatif dimana penyalahgunaan narkoba ada di dalamnya dan sangat rentan pengaruhnya.

Deputi Pencegahan Badan Narkotika Nasional (BNN)  Irjen Pol. Drs. Anjan Pramuka Putra. SH. M.Hum mengisi Podcast DISKO (Diskusi Psikologi) di KBR Prime, di Jakarta Selasa 9/05/2020. Dalam wawancaranya, Deputi Pencegahan membahas tentang Rumah Edukasi Anti Narkoba (REAN.id) yang merupakan platform digital kreasi anak muda untuk dapat menjadi wadah ilmu dalam mencari referensi tentang bahaya penyalahgunaan narkoba. REAN.id berisi bermacam konten dalam bentuk fotografi, video, artikel, dan musik. Dan tak kalah menarik, di REAN.id juga terdapat e-book serta berbagai macam konten lainnya yang informatif dan edukatif.

“Karya–karya yang masuk cukup variatif. Misalnya poster hidup sehat serta poster-poster tentang bagaimana cara mencegah narkoba. Ada juga artikel yang sangat bermanfaat karena berisi tentang informasi bahaya penyalahgunaan narkoba. Di REAN.id juga banyak terdapat berbagai tips yang dapat diaplikasikan bagi remaja dalam kehidupannya sehari-hari” ungkap Deputi Pencegahan ketika ditanya tentang karya apa saja yang sudah masuk di REAN.id.

Anak muda dipilih menjadi sasaran karena anak muda cenderung sangat kreatif. Mereka lebih suka mendengarkan masukan dari rekan sebaya sehingga memungkinkan informasi bahaya penyalahgunaan narkoba ini dapat diterima.

Konten yang dipublish sudah melalui filter editor dan approve pihak Badan Narkotika Nasional. Konten-konten yang terpublish menjadi bagian kepedulian dan sosialisasi dalam upaya Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan Peredaran Gelap Narkoba.

Apresiasi terbesar bagi para user yang turut berkarya di rean.id adalah terselamatkannya anak bangsa dari penjajah tanpa wajah yaitu narkotika.

Kalau lo pake narkoba, lo dihadapkan sama dua pilihan; sakit jiwa atau mati!

Podcast yang berdurasi 20 sampai 30 menit ini dapat di dengarkan di www.kbrprime.id dan podcast Disko dalam platform digital musik spotify.(Aya)

BNN Tegas Menolak Legalisasi Ganja

Terkait merebaknya isu legalisasi narkotika jenis Ganja, Badan Narkotika Nasional (BNN) Republik Indonesia menolak dengan tegas.

Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Deputi Pencegahan BNN, Drs. Anjan Pramuka Putra, SH. M.Hum. dalam web seminar atau webinar (seminar virtual-red) yang berlangsung di web room BNN RI, Cawang, Jakarta Timur, Rabu (3/6/20).

Menurut Anjan Pramuka, alasan ekonomi dibalik legalisasi Ganja adalah hal yang keliru. Sebaliknya, justru ekonomi akan terdampak akibat adanya peningkatan biaya medis dari legalisasi Ganja.

Lebih jauh, Anjan menilai, penggunaanya (Ganja-red) yang menyebabkan kecelakaan maupun perawatan medis dalam rehabilitasi.

“Alasan ekonomi tidak sepenuhnya benar, yang tadinya mengharapkan adanya pemasukan dari sektor pajak ternyata tidak segampang teori. Hal ini karena sindikat narkoba masih tetap bermain, bahkan di era legalisasi,” papar Anjan.

Selain itu, Anjan berharap, melalui webinar yang didukung oleh kalangan muda dan mahasiswa, masyarakat dapat memahami lebih dalam lagi berbagai bentuk penyalahgunaan narkoba.

“Saya menyatakan secara tegas, BNN menolak berbagai upaya legalisasi Ganja di Indonesia,” tegas Anjan dalam kegiatan bertajuk ‘Generasi Muda Melawan Legalisasi Ganja’ tersebut.

Selaras dengan hal itu, praktisi ahli farmasi, Mufti Djusnir menyatakan, euphoria yang merupakan dampak THC dari mengonsumsi Ganja dapat memberikan gangguan pada tubuh.

“Hingga pada titik tertentu, dapat mengakibatkan kecelakaan maupun dampak buruk lainnya,” bebernya, lengkap.

Sementara itu, Direktur Informasi dan Edukasi BNN, Purwo Cahyoko, menambahkan, sampai saat ini sistem hukum negara Indonesia masih menggolongkan Ganja sebagai golongan narkotika.

“Hal tersebut, menandakan jika mekanisme pembentukan hukum masih melihat Ganja sebagai sesuatu yang berbahaya. Sehingga harus ada perlindungan maksimal untuk masyarakat,” pungkasnya.

Sumber: https://bantensatu.co/

BNN Tetap Ungkap Peredaran Narkoba Ditengah Pandemi Covid-19

Deputi Pencegahan BNN mengungkapkan beberapa hasil tangkapan BNN di tengah Pandemi Covid-19 ini di Seminar “Online” Seri-1 yang diselenggarakan oleh Pengurus Gerakan Nasional Anti Narkoba (Ganas Annar) Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia (Jumat, 22/05/20). Seminar yang diselenggarakan secara virtual ini dihadiri oleh pengurus Ganas Annar tingkat Pusat dan Provinsi dan Pimpinan Harian MUI dengan tema Waspada Narkoba di Tengah Wabah Corona. Kegiatan yang akan diselengarakan beberapa sesi ini adalah bentuk keprihatinan Ganas Annar terhadap suatu fenomena peredaran gelap narkoba yang tetap ada di tengah wabah virus corona di negeri ini.

 

Anjan Pramuka sebagai orang nomor 1 di Deputi Bidang Pencegahan BNN ini pada kesempatan tersebut mengungkapkan bahwa peredaran narkoba saat ini sudah banyak juga terpapar pada anak dan remaja, artinya secara data banyak pengguna awal pada usia tersebut. Inilah salah satu keprihatinan Anjan sebagai juga bapak dari seorang putri yang diungkapnya di ruang Social Media Center Deputi Bidang Pencegahan BNN.

Jenderal bintang 2 yang sering memimpin pengungkapan peredaran narkoba ini mengutarakan keprihatinan juga bahwa sistem penegakan hukum yang belum mampu menimbulkan efek jera bagi para bandar narkoba.

Kondisi geografis sebagian besar Indonesia dalam bentuk laut digunakan sebagai rute favorit bagi sindikat untuk menyelundupkan narkotika dari luar negeri, bahkan ia katanya 80% jalur laut adalah modus melalui luat.

Anjan juga mengungkapkan beberapa tangkapan BNN dilakukan melalui jalur laut pada masa pandemi covid-19. Tidak main-main jaringan luar negeri mayoritas masih mendominasi peredaran gelap narkoba tersebut. Pengungkapan di pulau Sumatera, Bali, dan Pulau Jawa serta Pulau Sulawesi dipetakan secara detail yang menunjukkan bahwa BNN tetap bekerja keras untuk menjaga negeri ini di tengah ancaman virus corona.

Bahkan pada layar penampil ditayangkan beberapa pengungkapan pengalaman jenderal bintang 2 yang sering di lapangan dalam mengungkap peredaran narkoba ini dalam pengungkapan besar narkoba.

Hal senada juga disampaikan juga oleh Kombes Pol. Asep Jenal Ahmadi, bahwa Direktorat Tindak Pidana Narkoba Mabes Polri juga terus bekerja di lapangan. Bahkan perwira melati tiga ini juga menyampaikan bahwa atas ajaran bapak Anjan Pramuka yang dulu pernah menjabat sebagai Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri maka para anggota Polri siap di lapangan dan terus berupaya mengamankan bangsa ini dari jeratan sindikat narkoba.

 

Pada pengantar sesi seminar ini DR. KH. Sodikun, M.Si. selaku wakil ketua PP Ganas Annar MUI Pusat menyampaikan bahwa kita harus waspada pada narkoba karena sangat bahaya karena melebihi corona yang dampaknya sangat luar biasa. Perspektif dampak bahaya narkoba disampaikan yang pertama berdampak pada keluarga, kedua berdampak pada orang lain, ketiga berdampak menghancurkan. Narkoba yang dihancurkan adalah otak manusia ungkapnya, sehingga eksistensi diri yang menggunakan sudah tidak tahu lagi. Strategi antisipasi terpadu merupakan solusi yang ditawarkan dalam menangani narkoba sejak pendidikan dini di sekolah hingga di masyarakat.

Keprihatinan Mejelis Ulama Indonesia (MUI) pada permasalahan narkoba di masyarakat oleh DR. H. Anwar Abbas, M.M, M.Ag. selaku Sekjen MUI mengungkapkan bahwa di tengah wabah virus corona ini bangsa ini harus mengikuti arahan pemerintah. Konsep The New Normal yang disampaikan bahwa bangsa ini perlu berdamai dengan corona. Namun disampaikan pula oleh Doktor dari UIN ini bahwa MUI ikut bertanggung jawab pada permasalahan bangsa ini yaitu peredaran narkoba yang mengancam remaja.

Seminar Online yang dihadiri oleh lebih dari 70 partisipan ini cukup interaktif dengan banyaknya pertanyaan yang diajukan melalui fasilitas tulis kepada pada narasumber. Sebagai penutup banyak komentar dari partisipan bahwa materi bahasan yang super menarik dan sangat bermanfaat dengan narasumber yang hebat.

Deputi Pencegahan ajak Komunitas BBT untuk No Mudik, No Panic, No Narcotics

Deputi Bidang Pencegahan menggelar web seminar (webinar) dengan komunitas otomotif Blank Blend Thonk (BBT). Silahturahmi otomotif BBT dalam rangka pencegahan mengambil tema diskusi No Mudik, No Panic dan No Narcotics.

BBT sendiri adalah komunitas dari berbagai pecinta otomotif dari berbagai merk dan juga sebagai pengguna radio komunikasi. Blank Blend Thonk terbentuk sejak 1 Agustus 2012, ini rajin mengadakan berbagai aktivitas bersama.

Komunitas BBT memiliki visi turut menjaga kedaulatan NKRI melalui komunikasi, dengan komunikasi kita dapat menjaga keutuhah NKRI. Selain anggota komunitas BBT adalah relawan anti narkoba yang sudah mendapat pin dan sertifikat dari BNN. Webinar ini dihadiri oleh lebih 24 komunitas otomotif.

R Ki Bagus Panutan mengatakan pihaknya (BBT) mendukung upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba di Indonesia. Bhakti Sosial (baksos) tertinggi adalah Sosialisasi Bahaya penyalahgunaan narkoba ujarnya.

Deputi Pencegahan BNN Drs. Anjan Pramuka Putra. SH. M.Hum saat menyampaikan materinya mengajak komunitas BBT untuk No Mudic artinya menunda mudik agar jangan semakin banyak orang yang terpapar covid 19. Dalam kondisi sekarang Anjan pramuka yang dilantik menjadi Deputi Pencegahan pada Agustus 2019 ini mengajak komunitas BBT untuk tidak panic karena akan menurunkan imunitas tubuh, dan tidak lupa ia menghimbau untuk No Narcotics atau menghindari mencoba menggunakan narkoba.

Anjan Pramuka Putra yang memiliki pengalaman panjang dalam pemberantasan narkoba menyampaikan permasalahan narkoba di Indonesia. Menurutnya saat ini Indonesia berada dalam kondisi Lampu Merah (Red Light) karena, lemahnya Ketahanan masyarakat dan lemahnya penegakan hukum.

Jenderal bintang 2 yang sering mendapatkan penugasan Luar Negeri seperti Jepang, Singapura, Thailand, USA, Iran, Malaysia, Kamboja, Australia, Vietnam, Kolombia, Perancis, Austria,dan India ini juga membahas awal mula seseorang terlibat dalam penyalahgunaan narkoba.

Dalam peredaran gelap narkoba bandar tidak langsung ditawarkan narkoba kepada seseorang. Awalnya mungkin lewat minuman dulu. Narkoba dimasukan ke dalam minuman seperti jus atau minuman yang lain.

Karena rasanya enak yang bersangkutan akan meminta lagi. Setelah 3 kali mencoba ia akan akan meminta lagi, namun kali ini yang bersangkutan diminta untuk membeli.

Sosok yang pernah mengungkap kasus penyelundupan narkoba di pantai ujung genteng Sukabumi tahun 2012 lalu ini memaparkan tentang program-program unggulan deputi bidang pencegahan.Salah satunya tahun ini BNN melalui desa bersinar akan melakukan pembinaan terhadap desa terluar.

BNN juga membentuk Relawan Anti Narkoba untuk membantu sosialisasi bahaya narkoba kepada masyarakat. Relawan-relawan yang dibentuk akan dilatih oleh BNN untuk melakukan sosialisasi secara mandiri.

Ketahahan keluarga juga menjadi perhatian BNN. Untuk pembinaan ketahanan keluarga, orang tua dilatih untuk merubah perilaku anak menjadi lebih baik. Kenapa keluarga, karena apabila ada satu anggota keluarga yang terpapar narkoba akan memperngaruhi anggota keluarga yang lain jelas Anjan Pramuka

Tidak lupa Anjan Pramuka menyampaikan rean.id flatform digital yang mengajak anak muda untuk berkreasi menghindari penyalahgunaan narkoba. Melalui media itu anak muda diarahkan untuk melakukan aktivitas positif dengan membuat karya-karya seperti video, fotografi dan artikel.

Anjan Pramuka berharap anggota BBT bisa menjadi pelopor dan mitra BNN dalam melakukan pencegahan penyalahgunaan narkoba kepada masyarakat.selain itu Anjan Pramuka juga mengajak anggota BBT untuk Peduli terhadap masyarakat yang menjadi korban covid 19 tutupnya.

Deputi Pencegahan BNN: Keluarga Garda Terdepan Mewujudkan SDM yang Unggul juga Benteng Utama Memerangi Penyalahgunaan Narkoba

Badan Narkotika Nasional Provinsi Jawa Barat mengadakan Seminar Online dengan tema “Memperkokoh Ketahanan Keluarga dari Bahaya Penyalahgunaan Narkoba” (19/05/20) melalui video pertemuan virtual.

Lebih dari 170an peserta dan berbagai komunitas ikut bergabung seminar ini.

Narasumber yang hadir melalui virtual ini antara lain Deputi Pencegahan BNN, Irjen Pol Anjan Pramuka Putra SH., M.Hum, Direktur Peran Serta Masyarakat Deputi Pemberdayaan Masyarakat Brigjen Pol Drs. Mohamad Jupri, MM, Kepala BNN Jabar Brigjen Pol Drs. Sufyan Syarif, M.H., Rektor UNPAS (Ketua Artipena) Prof. Dr. Ir. H. Eddy Jusuf Sp, M.Si., M.Kom, dan Kepala Perwakilan BKKNN Prov Jabar Drs Kusmana. Para narasumber yang berkompeten dibidangnya ini dalam seminar dimoderatori ini oleh Dr. Eki Baihaqi, M.Si dari Dosen Pasca Sarjana UNPAS.

Deputi Pencegahan BNN, Irjen Pol Drs Anjan Pramuka Putra berkesempatan mengisi pertama dalam urutan penyaji seminar online ini, dengan mengambil tema: “Membangun Keluarga Berkualitas Guna Mewujudkan Ketahanan Keluarga”.

Disampaikan bahwa Keluarga adalah garda terdepan untuk mewujudkan manusia yang unggul sebagaimana arahan presiden RI, dan tentunya keluarga menjadi benteng terdepan juga dalam memerangi segala bentuk penyalahgunaan narkoba yang menyasar anggota keluarga terutama anak dan remaja.

Jenderal bintang dua ini menggambarkan bagaimana membentuk ketahanan keluarga dengan cara : Komunikasi antara hubungan orang tua dan anak yang hangat dibangun melalui komunikasi yang efektif.

Komunikasi yang efektif dapat mendorong keterampilan pengasuhan bagi orang tua sehingga disini peran orang tua dapat lebih dominan untuk membuka komunikasi dengan anak.

Kualitas orang tua yang dibentuk untuk mendukung ketahanan keluarga disampaikan dengan lugas oleh Bapak yang putrinya sedang kuliah di salah satu universitas negeri di Yogyakarta ini. Anjan menyampaikan bagaimana orang tua dapat terus memotivasi anak dengan hal yang positif, sehingga orang tua perlu memahami perkembangan anak, memahami diri ketika anak mengalami stres, dan bagaimana mengubah perilaku agresif dan tekanan teman sebayanya.

Orang nomor 1 di jajaran Deputi bidang Pencegahan ini mengupayakan untuk mempromosikan pencegahan bahaya penyalahgunaan narkoba secara massive dengan cara menekan laju angka penyalahguna coba pakai, salah satunya adalah melalui intervensi ketahanan keluarga.

Program yang telah dilaksanakan uji intervensi di tahun 2018 ini bekerja sama dengan UNODC dan UNJ dalam pelaksanaannya. Bahkan disampaikan dalam seminar hasil pelaksanaan hasil intervensi ketahanan keluarga pada tahun 2018 itu, Myanmar menyampaikan akan mengadopsi program ini untuk dilaksanakan di negaranya.

Selain itu, dalam pemaparannya Deputi Pencegahan di ruang Social Media Center menguraikan bagaimana perkembangan New Psycoactive Substance (NPS) yang cukup banyak di dunia sekitar 892 jenis, dan perkembangan telah masuknya tambahan 1 jenis yang terdaftar di Permenkes sehingga menjadi 73 jenis.

Hal senada juga diilustrasikan berbagai perkembangan penyalahgunaan narkoba pada anak-anak. Pada akhir sesi pemaparannya Anjan mengharapkan anak dan keluarga dikuatkan dengan kualitas diri dan kualitas keluarga dalam mencegah penyalahgunaan narkoba.

Deputi Pencegahan Terima Hasil Karya Lomba Poster Bertema Pencegahan Anti Narkoba dari BNNK Purbalingga

Kepala BNN Kabupaten Purbalingga, Sudirman S.Ag menyerahkan masker dan poster kepada Deputi Bidang Pencegahan. Poster dan Masker yang diserahkan kepada Deputi Pencegahan merupakan hasil pemenang dari lomba yang di selenggarakan oleh BNNK Purbalingga.

Menurut Sudirman tema yang diangkat pada lomba tersebut adalah “Tolak Narkoba da Waspada Corona:. Selain lanjut Sudirman lomba tersebut merupakan merespon BNNK Purbalingg terhadap penyebaran virus Covid 19. Masker tersebut juga di bagikan kepada masyarakat Purbalingga ujar Sudirman.

Deputi Pencegahan, Drs. Anjan Pramuka Putra, SH. M.Hum saat menerima masker dan poster mengapresiasi hal tersebut dan meminta Kepala BNNK Purbalingga untuk terus berinovasi dalam penyampaikan informasi bahaya penyalahgunaan narkoba kepada masyarakat.