BNN Ajak Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kemenkumham RI Membangun Sistem Terintegrasi Untuk Tangani Masalah Narkoba

Deputi Bidang Pencegahan menggelar Rapat Sinergisitas dengan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen Pas) Kemenkumham RI dalam rangka membangun Sistem Terintegrasi di dalam Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) pada Selasa, 17 Maret 2020. Rapat ini dipimpin oleh Deputi Pencegahan BNN Drs. Anjan Pramuka Putra, SH., M.Hum dan dihadiri Plt Ditjen Pas Kemenkumham Nugroho.

Rapat Sinergisitas ini merupakan langkah awal dalam proses membangun sistem terintegrasi yang ada di dalam Lapas dan juga merupakan bukti peran Ditjen Pas dalam pelaksanaan Inpres Nomor 2 Tahun 2020. Dalam arahannya, Deputi Pencegahan menjelaskan bahwa sinergisitas ini berangkat dari kondisi permasalahan narkoba yang ada di dalam lapas dan ditindaklanjuti oleh Menteri Koordinator Polhukam agar dapat dibahas secara bersama.

“Upaya membangun sistem ini bicara mengenai produk, jadi benar-benar ada hal yang dihasilkan dari kerjasama keduanya untuk diimplementasikan secara bersama. Perlu didukung dengan adanya tim untuk membahas secara komprehensif per bidang baik bidang pencegahan, pemberantasan, hingga rehabilitasi” ungkap Anjan.

Nugroho pada kesempatan ini menyambut baik rencana sinergisitas BNN dengan Lapas terutama dalam membangun sistem terintegrasi dan perlu direalisasikan karena secara empirisnya sangat sukar membentuk Lapas Bersinar. Bahkan menurutnya seperempat saja tidak mungkin bersih dari narkoba.

“Pada prinsipnya, adanya program Lapas Bersinar menjadi tantangan tersendiri bagi kami. Hal ini sangat diatensi oleh Menteri karena sebelumnya ada program Desa Bersinar yang telah digagas oleh BNN memberikan insight pada Ditjen Lapas untuk mencanangkan “Lapas Bersinar. Ke depannya nanti bisa dikembangkan untuk kategori Lapas Bersinar I dan Lapas Bersinar II sesuai dengan indikator pengukuran Lapas Bersinar.” tutur Nugroho

Direktur Advokasi, Supratman, SH. juga memaparkan mengenai konsep yang ditawarkan BNN dalam langkah membangun sistem terintegrasi dalam rangka lapas bersinar.

“Singkatnya terdapat tujuh alur langkah membangun sistem, mulai dari rakor dengan Kemenkumham, rakor dengan instansi terkait, FGD, benchmarking di Lapas, penyusunan SKB dan juknis lapas bersinar, rapat finalisasi Lapas Bersinar, hingga penandatangan SKB dan juknis oleh Pimpinan kedua lembaga.” jelas Suparman

Hal yang diharapkan dari adanya membangun sistem ini mencakup adanya layanan pencegahan, Relawan Anti Narkoba, pemberdayaan warga binaan, filterisasi lapas, pengawasan pengendalian, hingga sinkronisasi sistem. Agar hal ini berhasil maka perlu disusun timeline dan gambaran tugas tim perumus masing-masing pokja.

Direktur Informasi dan Edukasi, Drs Purwo Cahyoko, M.Si juga menyampaikan langkah yang perlu dilakukan untuk menentukan lapas yang cocok sebagai pilot project.

“Tahap awalnya perlu adanya Surat Keputusan tentang lapas mana saja yang memiliki potensi untuk hal tersebut dan untuk penyusunan PKS diupayakan untuk tidak secara parsial namun secara komprehensif terdapat peran semua bidang di unit BNN ada di dalamnya.” tegas Purwoko.

Deputi Pencegahan BNN Sampaikan Strategi Penanganan Masalah Narkoba Pada Acara Homeland Security

Deputi Pencegahan BNN, Drs. Anjan Pramuka Putra. SH. M.Hum menjadi pembicara dalam acara HLS (Homeland Security) Indonesia 2020 di Jakarta Convention Center Kamis (5/3/2020). Anjan mengawali paparan dengan memberikan informasi tentang penanganan masalah narkoba dimana demand harus ditekan agar supply berkurang. Permasalahan narkoba tidak hanya menjadi masalah BNN ujar Anjan, tapi juga menjadi masalah bersama. Presiden telah mengeluarkan INPRESS No.6 Tahun 2018 tentang Rencana Aksi Nasional Pencegahan Pemberantasan dan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN) dan Prekursor Narkotika. Oleh karena itu Anjan mengajak seluruh instansi  bersinergi  melakukan upaya pencegahan dan mengkampanyekan P4GN.

United Nation Office Drug and Crime (UNODC) yang menangani narkoba di dunia memberikan data tentang prevalensi penyalahgunaan narkoba yang mengalami penurunan dari 2.23% di tahun 2014 menjadi 1.80% ditahun 2019. Melihat hal tersebut Deputi Bidang Pencegahan memiliki Program Desa Bersinar (Bersih Narkoba) yang bertujuan tidak hanya untuk menekan penurunan angka prevalensi tapi juga membantu BNN untuk mengawasi masuknya narkoba dari desa dan daerah pesisir ujar Anjan.

Perkembangan teknologi saat ini lanjut Anjan menyebabkan informasi transaksi narkoba di Indonesia mudah terewat begitu saja. Hal tersebut merupakan Ancaman dimana teknologi informasi (cyber) terhadap penyalahgunaan narkoba.  Salah satunya dark web yang begitu sulit untuk dimatikan dan diretas karena internet Protocol (IP) yang tidak terdeteksi.

 

Saat ini sambung Anjan jenis narkoba yang banyak diperjualbelikan adalah jenis NPS (New Psychoactive Substances) yang diciptakan oleh jaringan dimana efeknya 13 kali lebih hebat dan kandungannya tidak ada di peraturan perundang-undangan tentang Narkotika. Saat ini terdapat 892 jenis NPS yang beredar di dunia jelas Anjan.

 

Anjan melanjutkan bahwa pintu masuk narkoba ke Indonesia di dominasi melalui jalur laut. Menurutnya 80% narkoba masuk ke Indonesia masuk melalui jalur laut  dengan memanfaatkan golden triangle sebagai jalur transaksi sehingga begitu sulit untuk diawasi.

Anjan berharap Indonesia dapat menghentikan perdagangan narkoba baik dari luar negeri, transit, ataupun yang diproduksi didalam negeri.(ilham)

Deputi Pencegahan Hadiri Pembukaan Pameran Homeland Security

Mewakili Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Deputi Pencegahan BNN, Drs. Anjan Pramuka Putra SH, M.Hum menghadiri pembukaan acara Homeland Security (HLS) Expo yang berlangsung tanggal 4 – 6 Maret 2020, di Plenary Hall Jakarta Convention Center, Jakarta.

 

Pameran Homeland Security ini diikuti 15 (lima belas negara) mulai dari Australia, Finlandia, Perancis, Jerman, Hongkong, Italia, Lithuania, Malaysia, Republik Belarus, Slovakia, Belanda, Inggris, Amerika Serikat dan Indonesia.

Selain pameran, HLS Expo juga menggelar konferensi mengusung isu strategis yaitu ‘Tantangan Keamanan Negara-negara di Dunia Dalam Menghadapi Era Globalisasi’.

Anjan mengatakan kehadiran BNN pada acara tersebut dapat mengedukasi masyarakat tentang bahaya penyalahgunaan narkoba. Selain itu lanjut Anjan kehadiran BNN sebagai bentuk dukungan terhadap HLS karena tema yang diusung  adalah keamanan  negara-negara didunia dalam menghadapi era globalisasi.

Anjan pengajak para tamu VVIP mengunjungi booth BNN yang menampilkan mesin selfie cegah narkoba, kerajinan tangan para residen (mantan pecandu) dan lain-lain.

Produk-produk pameran yang ditampilkan BNN merupakan kolaborasi dari lima kedeputian BNN, yaitu Deputi Bidang Pencegahan, Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Bidang Pemberantasan, Bidang Rehabilitasi, serta Bidang Hukum dan Kerja Sama.

Sementara itu, Managing Director Comexposium Singapore Mr. Andrew Marriot selaku Ketua penyelenggara konferensi dan pameran Homeland Security mengatakan bahwa perkembangan kejahatan di era globalisasi saat ini demikian pesat dan harus ada upaya antisipasi maksimal dari setiap negara untuk melindungi setiap warga negaranya.

Di sela acara pameran, unit K-9 BNN RI juga memberikan demo peragaan tentang aksi anjing pelacak yang menemukan barang bukti narkotika di tempat tersembunyi dan tas penonton yang bersedia menjadi model dalam performance K-9 tersebut. (Edit Oscar)

BNN Gelar Seminar Nasional Pengembangan Model Intervensi Keluarga Anti Narkoba

Direktorat Advokasi Deputi Bidang Pencegahan mengadakan Seminar “Hasil Pelaksanaan Rumusan Pengembangan Model Intervensi Ketahanan Keluarga Anti Narkoba Dalam Rangka Prioritas Nasional” di Hotel Bidakara Jakarta, Rabu (18/12). Acara dihadiri oleh Kepala BNN RI Komjen Pol Drs. Heru Winarko, S.H, Direktur Jenderal Pendidikan Usia Dini & Masyarakat Kemendikbud Harris Iskandar. Acara ini juga menghadirkan 4 (empat) narasumber yaitu Deputi Pencegahan BNN Irjen Pol Drs Anjan Pramuka, SH, M.Hum, Ketua Pengkaji Modul Ketahan Keluarga DR. Aip Badrujaman, M.Pd, Pemerhati Anak Seto Mulyadi dan Praktisi Parenting Melly Kiong, serta lebih dari 200 peserta terdiri dari kementerian & lembaga terkait, perwakilan UNODC Indonesia, fasilitator kegiatan intervensi, mahasiswa dan para stakeholder lainnya.

 

 

Acara dimulai dengan sambutan & pembukaan seminar oleh Kepala BNN yang berpesan agar keluarga harus menjadi benteng utama dalam pencegahan penyalahgunaan narkoba. Para orang tua juga diharapkan untuk menjaga komunikasi dengan anak-anak dan menjaga keharmonisan keluarga agar anak jauh dari penyalahgunaan narkoba. Harris Iskandar dalam sambutannya menyampaikan bahwa pendidikan di Indonesia mulai diarahkan untuk mengembangkan kapasitas dan kompetensi yang dimiliki setiap anak. Harris juga berharap agar orang tua harus dapat berperan aktif dalam tumbuh kembang anak.

Seminar dilanjutkan dengan diskusi panel oleh para narasumber dengan moderator Mirabai Bhana. Dalam diskusi ini Deputi Pencegahan BNN menyampaikan bahwa di era digital ini pencegahan penyalahgunaan narkoba bisa dilakukan oleh siapa saja dari smartphone mereka. Baru-baru ini baru saja diluncurkan REAN.id, platform yang ditujukan agar kaum milenial membuat sendiri konten pencegahan penyalahgunaan narkoba.  penyampaian Executive Summary Implementasi Model Ketahanan Keluarga di Provinsi Jawa Barat Dan Jawa Timur oleh Dr Aip Badrujaman, Pemerhati Anak Keluarga Seto Mulyadi menyampaikan materi “Orang Tua Sebagai Benteng Pertama Pencegahan Narkoba pada Anak” dan, “Memaknai Kebersamaan dalam Keluarga” oleh Melly Kiong.

Diharapkan dengan adanya seminar ini untuk menguatkan keluarga sebagai institusi terdepan untuk membangun generasi bangsa melalui rumah dengan hati & cinta, serta keluarga menjadi kunci utama dalam mencegah segala pengaruh buruk dari lingkungan sosial serta mempunyai ikatan kuat antara semua anggota keluarga agar kecil kemungkinan untuk jatuh dalam penyalahgunaan narkotika.

BNN Menghimbau Umat agar Paham tentang Narkoba

Minggu (1/12) Deputi Bidang Pencegahan Badan Narkotika Nasional turut serta dalam acara Dzikir Akbar di Majelis Az-Zikra, Sentul, Bogor – Jawa Barat.

Acara yang berisi tausyiah keagamaan dan sosialisasi bahaya penyalahgunaan narkoba dalam lingkungan Santri dimulai sejak dini hari dan ditutup dengan dzikir serta doa bersama.

Dalam penyampaiannya, Kasubdit Media Elektronik, Tri Tjahyono memaparkan bahwa tujuan BNN adalah untuk menyelamatkan bangsa Indonesia dari bahaya penyalahgunaan narkoba. Narkoba sudah merasuki di seluruh hidup bangsa dan masyarakat. Banyak sekali kita jumpai penyalahgunaan narkoba sehingga kita perlu saling mengingatkan akan bahaya penyalahgunaan narkoba. Tri menghimbau, bahwa masyarakat harus paham apa yang mereka konsumsi, karena narkoba yang masuk ke dalam tubuh kita, baik yang bentuk alami maupun sintetis dapat mempengaruhi kesadaran kita. Dan yang paling utama, narkoba dapat mempengaruhi 3 P (Pikiran, Perasaan dan Perilaku), lanjut Tri.

Acara juga diramaikan dengan bazar yang berasal dari UMKM yang menjajakan hasil masakan maupun karyanya.

 

Dengan dilaksanakannya acara dzikir ini diharapkan dapat menjadi penguat iman dan benteng dalam memelihara diri dari bahaya penyalahgunaan narkoba.

Santri Indonesia Harus Berhati – Hati Akan Bahaya Penyalahgunaan Narkoba

Minggu (24/11/2019) Deputi Bidang Pencegahan melakukan kegiatan sosialisasi P4GN di lingkungan keagamaan dengan tema Santri Indonesia Sehat dan Berprestasi untuk Indonesia Maju SDM unggul Tanpa Narkoba di Pesantren Az – Zikra Sentul, Bogor – Jawa Barat. Hadir dalam kegiatan ini Deputi Pencegahan BNN, Drs. Anjan Pramuka Putra, SH., M.Hum dan  300 Santri & Paguyuban Az –Zikra.

 

Acara dimulai dengan Lomba Hafidz (Membaca Ayat Suci Al-Quran) yang terdiri dari 3 kategori yaitu, 1 Juz, 5 Juz, dan 10 Juz yang diikuti oleh para santri Az – Zikra. Kemudian dilanjutkan dengan paparan materi bahaya penyalahgunaan narkoba oleh Deputi Pencegahan yang menyampaikan kepada Santri  dan Paguyuban pengetahuan tentang narkoba, bahaya penyalahgunaan serta modus operandi peredaran narkoba di Indonesia. Diharapkan para santri lebih bisa berhati-hati terhadap senjata tanpa wajah ini karena selain dilarang agama, Narkoba juga menjadi ancaman serius bagi masa depan bangsa dan negara Indonesia.

 

 

Dengan pembekalan Informasi & Edukasi yang diberikan, diharapkan Santri & Paguyuban Az-Zikra dapat terus memperkuat Iman kepada Allah SWT, selalu berkegiatan positif untuk dapat berkarya dan pastinya menjauhi narkoba.

Antusiasme Arek Malang dipeluncuran REAN.id

Setelah Bandung, kini Malang menjadi kota tujuan diselenggarakannya Drug Free Exhibition Day sekaligus peluncuran Platform Digital REAN.id (Rumah Edukasi Anti Narkoba) yang diselenggarakan pada Minggu, 10 November 2019 di area CFD Simpang Balapan, Kota Malang. Hadir dengan berbagai macam booth kreasi untuk berkarya, serta mentor yang ahil dibidangnya agar masyarat yang datang khususnya generasi milenial dapat berpartisipsi menyampaikan aspirasi dalam bentuk karya untuk menyebarkan informasi dan mengedukasi kaum milenial khususnya agar terhindar dari penyalahgunaan narkoba. Acara dihadiri oleh Wali Kota Malang Sutiaji, yang mengungkapkan terima kasihnya atas terpilihnya Kota Malang untuk mengembangan budaya literasi terkait bahaya narkoba dalam bentuk platform digital. Direktur Informasi Edukasi BNN, Brigjen Pol. Purwo Cahyoko juga berpesan agar kaum milenial Kota Malang dapat ikut andil mengasa kemampuan dirinya agar selalu produktif melalui REAN.id.

Penampilan para peserta yang ikut dalam workshop REAN.id yang dilihat langsung oleh masyarakat serta para tamu undangan untuk memperlihatkan kemampuan yang sudah mereka pelajari dari para mentor. Pada akhir acara, dipilih hasil karya terbaik dari para peserta workshop dari masing-masing bidang dan mendapatkan apresiasi dari BNN.

Dengan diluncurkannya platform REAN.id, diharapkan para peserta serta kaum milenial di kota-kota lainnya di seluruh Indonesia dapat menjadi perpanjangan tangan untuk selalu berkarya yang dinamis agar generasi penerus bangsa bisa menyalurkan kreatifitas dan wadah digital ini dapat terus berkembang di masa yang akan datang.

Deputi Pencegahan Sosialisasikan Bahaya Penyalahgunaan Narkoba ke MNC Media

Deputi Pencegahan Anjan Pramuka Putra berkunjung ke MNC Media untuk melakukan sosialisasi tentang Pencegahan Narkoba (P4GN) memberikan Informasi & Edukasi kepada para direksi MNC Media pada Rabu (25/9). Anjan memulai dengan memberikan paparan tentang dasar informasi bahaya narkoba serta penjelasan mengenai Undang-Undang Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika dan Inpres Nomor 6 tahun 2018 yang mengajak peran aktif seluruh kementerian dan lembaga negara dalam program P4GN.

Deputi Pencegahan juga menjelaskan salah satu program BNN saat ini yaitu Desa Bersinar (Bersih Narkoba) yang menggalakkan peran aktif warga desa dalam memerangi narkoba di lingkungan mereka. Acara sosialisasi dilanjutkan dengan diskusi dengan anggota redaksi MNC Media. Diskusi berlangsung hangat karena pertanyaan seputar bahaya narkoba, modus operandi peredaran gelap narkoba dan bagaimana menjaga anak dan anggota keluarga agar tidak terjerat narkoba.

Dengan sosialisasi yang dilakukan Deputi Pencegahan Anjan berharap anggota redaksi dan karyawan agar dapat menambah wawasan informasi tentang bahaya penyalahgunaan narkoba di lingkungan MNC Media khususnya dan audience MNC Media pada umumnya.

Anjan juga menyempatkan diri untuk mengunjungi studio radio milik MNC Media dan melakukan live talkshow di acara Hot Topic Petang di radio MNC Trijaya 104.6 FM. Kehadiran Deputi Pencegahan BNN dalam acara ini mendapatkan sambutan hangat dari pendengar MNC Trijaya dengan banyaknya pertanyaan terkait program pencegahan narkoba Badan Narkotika Nasional.

 

Deputi Pencegahan BNN Ambil Peran Dalam Preventive Education Working Group ASOD ke – 40

Deputi Pencegahan BNN sebagai focal point di bidang pencegahan penyalahgunaan narkoba di Indonesia hadir dalam pertemuan The 40th ASEAN Senior Officials on Drug Matters (ASOD) Siem Reap, Kamboja. ASOD ke – 40 digelar pada tanggal 27 – 30 Agustus 2019 merupakan pertemuan regional yang dihadiri 10 (sepuluh) negara ASEAN. Dalam pertemuan tahunan ini, setiap negara memaparkan program dalam bidang pencegahan, pemberantasan, penelitian, pemberdayaan alternatif dan rehabilitiasi.

Delegasi BNN Indonesia untuk bidang pencegahan diwakili oleh Kepala Seksi Media Dalam Jaringan, Yona Voria Janesia dan Pelaksana Bimtek Bidang Pencegahan, Ratih Frayunita Sari memaparakan program-program pencegahan dalam Preventive Education Working Group, diantaranya program pembangunan berwawasan anti narkoba dan juga pemanfaatan sosial media dalam penyebaran informasi dan edukasi ke masyarakat khususnya kaum milenial. Delegasi Indonesia juga memamparkan Program Prioritas Nasional yang dijalankan tahun ini seperti “Rumah Edukasi” yang akan memperkuat dan meningkatkan peran anak muda dalam pembuatan konten pencegahan, pembentukan relawan anti narkoba di pulau terdepan dan terluar, model intervensi ketahanan keluarga, dan model intervensi sosial berbasis agama.

Negara – negara ASEAN lain memaparkan program pencegahan yang telah mereka laksanakan selama setahun terakhir. Brunei Darussalam memanfaatkan pendekatan tradisional dan agama untuk program pencegahan, Kamboja melanjutkan program yang telah dilaksanakan tahun – tahun sebelumnya, Filipina mengembangkan kapasitas pegawai pemerintah untuk terllibat dalam pencegahan di instansi mereka, Singapura masih terus mengembangkan teknologi dan memanfaatkan public event untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan Thailand menyebarluaskan pengetahuan terkait pencegahan penyalahgunaan narkoba dan melibatkan berbagai instansi pemerintah dalam kampanye anti narkoba.

Seperti pada tahun – tahun sebelumnya, Working Group kali ini juga menghasilkan rekomendasi untuk pertemuan ASOD ke 41 yang akan dilaksanakan di Bali tahun depan. Diantara poin-poin rekomendasi yang dihasilkan, Indonesia akan melanjutkan penajaman regulasi untuk mendorong peran instansi – instansi pemerintah mengambil peran dalam program pencegahan. Selain itu, Indonesia juga akan mengembangkan dan mengimplementasikan program pencegahan yang dapat diterima secara internasional melalui pendekatan geografis, agama dan sosial-budaya.

Di kesempatan ini, Indonesia juga menyampaikan kesediaannya menjadi Chairman pada Preventive Education Working Group dipertemuan ASOD berikutnya.

 

Persiapan Preventive Education Working Group  dalam pertemuan ASOD ke 40 di Kamboja

 

Penyerahan plakat oleh Delegasi Indonesia kepada Chairman Preventive Education Working Group, Mr. Earl P. Saavedra dari Filipina

 

Artikel program pencegahan BNN yang dimuat dalam Buletin ATCPDE yang dibagikan dalam pertemuan ASOD ke – 40