Pandemi Bukan Penghalang Untuk Berkarya!

Ditengah pandemi saat ini sulit sekali untuk melakukan kegiatan diluar rumah, semua harus mengikuti aturan yang dibuat pemerintah untuk memutus rantai penyebaran COVID-19 dan melakukan semua dari rumah. Tapi ini bukan penghalang bagi generasi milenial untuk terus berinovatif dalam berkarya agar tetap produktif dimasa pandemi ini dan terhindar dari hal-hal negatif seperti penyalahgunaan narkoba.

Cyber Indonesia mengadakan Webinar (Seminar Digital) di bulan Ramadhan ini yaitu Pesantren Kilat Digital 2020. Ini dilakukan agar mereka yang sedang di rumah tetap bisa terhibur dan mendapatkan informasi khususnya berkarya di rumah aja. Dalam Webinar kali ini Deputi Pencegahan BNN, Anjan Pramuka Putra berkempatan untuk berbagi informasi seputar bahaya penyalahgunaan narkoba dan menghindarinya dengan berkarya melalui platform rean.id (Rumah Edukasi Anti Narkoba).

Anjan Pramuka Putra mengawali materi dengan mengungkapkan angka korban penyalahgunaan narkoba didominasi oleh anak muda, ini menjadi lampu merah bagi seluruh negara khususnya Indonesia. Ancaman teknologi informasi (Cyber) terhadap penyalahgunaan narkoba yang mana peredaraannya saat ini sudah mengarah menggunakan teknologi digital yang ada, seperti Surface Web Market yaitu melalui sosial media dan website, lalu Deep Web Market yaitu melalui jaringan internet tersembunyi yang sulit dilacak, dan Cryptomarket yaitu transaksi melalui internet yang sulit dilacak.

Selain itu, Anjan Pramuka Putra juga menjelaskan NPS (New Psychoactive Substances) atau narkotika jenis baru. Kandungan NPS di Indonesia belum diatur hukumnya oleh karna itu jaringan membuat narkotika jenis baru untuk menghindari Undangan – Undang Narkotika dan efek dari NPS sangat membahayakan karna 13 kali lebih bahaya dari narkoba yang ada.

Perkembangan teknologi saat ini akan menciptakan celah bagi pelaku kejahatan memproduksi atau mengedarkan narkoba dengan lebih mudah, murah dan tidak terdeteksi serta kemungkinan kedepannya akan muncul teknologi sejenis narkotika (digital drug) yang dapat disalahgunakan.

Setelah itu Anjan Pramuka membahas konsep Remaja menurut WHO yang harus diarahankan ke hal-hal positif. Remaja menjadi aktor utama untuk menjadi agen perubahan yang memiliki berbagai ide cemerlang, inovatif, dan solutif. Pencegahan penyalahgunaan tidak hanya berbicara pada lingkup bahaya dan dampak buruk tapi menggali pada apa yang remaja mampu jadikan bekal untuk melawan segala bentuk ancaman narkoba.

“Lalu apa yang dapat dilakukan oleh rekan-rekan peserta Pesantren Kilat Digital?” Ujar Deputi Pencegahan. Rumah Edukasi Anti Narkoba (rean.id) mempunyai dua hal yaitu Milenial mengambil peran dan Deputi Bidang Pencegahan memberi ruang. Dengan tujuan dapat menjadi sumber inspirasi, informasi dan edukasi bagi remaja lainnya dan masyarakat pada umumnya. Bentuk dari platform rean.id ini adalah media informasi, edukasi dan sumber informasi dan edukasi.

Tujuan khusus dari Rumah Edukasi Anti Narkoba ini untuk terjalin hubungan “Kita Bisa Cegah”. Cegah tidak untuk menggunakan, tidak terjerat dan mencegah agar tidak terbelengguh, serta remaja terlibat langsung dalam proses produksi konten dalam berekspresi sebagai role model pencegahan narkoba.
Bentuk karya yang dapat dibuat oleh remaja antara lain:
– Video & Musik
– Fotografi
– Desain
– Artikel

Anjan Pramuka Putra tak lupa memperlihatkan contoh produk konten karya yang sudah dibuat oleh seluruh remaja milenial yang sudah mendaftar, dan Kualifikasi konten agar dapat dipahami sebelum meng-upload karya pada rean.id serta sosial media dari Deputi Bidang Pencegahan. Lalu beliau mengajak seluruh peserta yang menonton Webinar untuk dapat bergabung dan menuang ide-ide di flatform rean.id (Rumah Edukasi Anti Narkoba) agar terus berkarya serta jangan pernah sekali-kali mencoba masalah narkoba!

Deputi Pencegahan BNN Pantau Aktivitas Staf yang Bekerja di Rumah Melalui Video Conference

Kegiatan pagi Selasa 24/3/2019 Deputi Pencegahan BNN  Drs Anjan Pramuka Putra SH. M.Hum dimulai dengan menjemur diri bersama Para Pejabat Utama BNN sebagai upaya untuk badan tetap sehat dan terhindar dari paparan virus covid-19. Selanjutnya orang nomor satu di Deputi Bidang Pencegahan ini mengunjungi salah satu Sub Direktorat Media Elektronik untuk melihat aktivitas staf yang sedang bekerja dikantor dan sekaligus memantau staf yang Work From Home (WFH).

Bertempat di ruang Social Media Center  (SMC) Gedung BNN Lantai 3, Deputi Pencegahan menggelar video confrence untuk memantau aktivitas staf deputi bidang pencegahan yang sedang bekerja di rumah.

Dalam arahannya Deputi Pencegahan menyampaikan bahwa “Presiden dengan Para Menteri terkait serta Kepala Satuan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 yang sudah sangat maksimal, tentunya upaya-upaya ini untuk menyampaikan pesan kepada saudara – saudara kita khususnya yang masih menggunakan kesempatan berkerumun di tempat – tempat umum agar dihimbau hal ini dihindari dahulu”. Selain itu beliau berpesan agar staf yang bekerja dari rumah untuk terus bekerja maksimal dan tidak lupa untuk menjaga kesehatan diri dan keluarga. Salah satunya dengan melakukan apa yang telah dilakukan Deputi dengan berjemur di pagi dan sore hari.

Pekerjaan yang terkait dengan tugas pokok Deputi Bidang Pencegahan juga menjadi perhatian beliau untuk tetap dilaksanakan, “bekerja di rumah bukan berarti kita diam tapi ada hasil atau produk yang kita dihasilkan” ujarnya. Melihat hasil pekerjaan staf WFH yang telah dilaporkan setiap harinya, beliau mengingatkan agar terus meningkatkan inovasi Bidang Pencegahan dan hasilnya dapat langsung disebarluaskan pada masyarakat.

 

 

 

 

 

Untuk Peningkatan Kecepatan Pelayanan, Deputi Pencegahan BNN Akan Manfaatkan Platform Digital Dalam Permintaan Penyuluhan Narkoba

Penyuluh Narkoba yang berada di jajaran wilayah BNNP Jawa Timur mengikuti Workshop Peningkatan Kapasitas Penyuluh yang diselenggarakan oleh Direktorat Informasi dan Edukasi BNN pada hari Rabu, 11 Maret 2020 bertempat di Hotel Wyndham Surabaya, Jawa Timur. Deputi Pencegahan BNN RI Irjen Pol Anjan Pramuka Putra, SH., M.Hum. membuka Workshop Peningkatan Kapasitas Penyuluh ini dengan tagline ‘Mari Jadikan Penyuluh Narkoba sebagai SDM berkualitas dalam Upaya Memerangi Narkoba’.

Workshop yang diikuti oleh peserta dari penyuluh BNN Kabupaten/ Kota dan BNN Provinsi di Jawa Timur diharapkan mampu meningkatkan kapasitas penyuluh agar informasi atau materi bahaya penyalahgunaan narkoba yang disebarluaskan dapat dipahami atau dimengerti oleh masyarakat. Hal yang utama yang ditekankan oleh Deputi yang berpengalaman di bidang Narkotika sejak menyandang melati dua hingga bintang dua ini, adalah Penyuluh agar Update pada Informasi tentang Narkoba, baik zat-nya maupun pengungkapan yang dilakukan oleh jajaran BNN.

Pada kesempatan Paparannya, Deputi Pencegahan BNN ini mengungkapkan berbagai modus operandi sindikat narkoba di Indonesia, berdasarkan pengalamannya di jajaran anti narkoba ini. Penyuluh diharapkan dapat mengantisipasi modus ini beredar di masyarakat, karena penyuluhlah garda terdepan BNN dalam upaya penyampaian informasi dan edukasi tentang Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN).

Sinergitas BNN – KPK juga disampaikan, untuk mensosialisasikan perihal masalah bangsa bersama-sama, yaitu dengan Kampanye Bersama antara KPK dengan BNN. Dan langsung disambut oleh Kepala BNN Provinsi Jawa Timur, kesiapan personel dan jajaran BNNP Jawa Timur untuk bersinergi dengan KPK dan instansi lain dalam upaya P4GN maupun dalam Rencana Aksi Nasional P4GN pada Inpres 2 tahun 2020.

Penanganan masalah narkoba di masyarakat perlu menjadi prioritas bangsa ini, dan persoalan mendasar penyalahgunaan narkoba adalah bagaiamana penanganan di keluarga. Oleh karena itu BNN, pada tahun ini di Deputi Bidang Pencegahan fokus pada Ketahanan Diri dan Keluarga. Hal tersebut disampaikan, agar keluarga di Indonesia ini memiliki daya tangkal terhadap bahaya penyalahgunaan narkoba. Tahun lalu Deputi Bidang Pencegahan BNN melalui kegiatan Prioritas Nasional telah melaksanakan Intervensi Ketahanan Keluarga dengan bekerjasama dengan UNODC melalui Modul Family United UNODC. Program Ketahanan keluarga ini bertujuan untuk mendesain model program penguatan institusi keluarga untuk menunjang pendidikan anti narkoba bagi remaja. Dan dicerikan pada salah satu Kota di Jawa Timur ini sebagai Pilot Project di Malang, Program intervensi ketahanan keluarga anti narkoba berdampak signifikan pada peningkatan kemampuan parenting orangtua, peningkatan resiliensi anak, serta penurunan perilaku negatif anak. Dicontohkan ada anak yang dulunya nakal, setelah diintervensi dengan keluarganya, dapat merubah perilakunya.

BNN sebagai Focal Point dalam upaya Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika di Indonesia harus didukung oleh sumberdaya manusia yang berkualitas, mumpuni, dan memiliki daya saing untuk terus berkembang dan menjawab tantangan zaman. Hal tersebut merupakan tanggung jawab penyuluh narkoba. Oleh karena itu Anjan Pramuka yang juga sebagai Ketua Lembaga Sertifikasi Profesi BNN menyampaikan bahwa dirinya telah memiliki Sertifikasi Profesi sebagai Konselor Adiksi, bukan karena beliau sebagai Ketua LSP BNN tapi melalui serangkaian proses pengujian seperti layaknya konselor menangani pecandu yang akan mengikuti program rehabilitasi. Hal itu juga diharapkan dapat menjadi syarat penyuluh narkoba untuk memiliki Sertifikasi Profesi ini. Pada saat ini sudah dilakukan proses awal penentuan instrumen sertifikasi bagi penyuluh narkoba, sehingga diharapkan nanti penyuluh narkoba dapat dinilai sebagai profesional yang berkualitas.

Pada akhir sesi pemaparannya, Anjan Pramuka menyampaikan mimpinya agar ke depan permohonan penyuluhan dan kegiatan penyuluhan dapat didigitalisasi seperti aplikasi pesan antar yang selama ini sudah ada di masyarakat, sehingga dapat memotong birokrasi pelayanan masyarakat dan masyarakat dapat menilai secara langsung penyuluh yang profesional di bidangnya.

Deputi Pencegahan BNN Sampaikan Strategi Penanganan Masalah Narkoba Pada Acara Homeland Security

Deputi Pencegahan BNN, Drs. Anjan Pramuka Putra. SH. M.Hum menjadi pembicara dalam acara HLS (Homeland Security) Indonesia 2020 di Jakarta Convention Center Kamis (5/3/2020). Anjan mengawali paparan dengan memberikan informasi tentang penanganan masalah narkoba dimana demand harus ditekan agar supply berkurang. Permasalahan narkoba tidak hanya menjadi masalah BNN ujar Anjan, tapi juga menjadi masalah bersama. Presiden telah mengeluarkan INPRESS No.6 Tahun 2018 tentang Rencana Aksi Nasional Pencegahan Pemberantasan dan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN) dan Prekursor Narkotika. Oleh karena itu Anjan mengajak seluruh instansi  bersinergi  melakukan upaya pencegahan dan mengkampanyekan P4GN.

United Nation Office Drug and Crime (UNODC) yang menangani narkoba di dunia memberikan data tentang prevalensi penyalahgunaan narkoba yang mengalami penurunan dari 2.23% di tahun 2014 menjadi 1.80% ditahun 2019. Melihat hal tersebut Deputi Bidang Pencegahan memiliki Program Desa Bersinar (Bersih Narkoba) yang bertujuan tidak hanya untuk menekan penurunan angka prevalensi tapi juga membantu BNN untuk mengawasi masuknya narkoba dari desa dan daerah pesisir ujar Anjan.

Perkembangan teknologi saat ini lanjut Anjan menyebabkan informasi transaksi narkoba di Indonesia mudah terewat begitu saja. Hal tersebut merupakan Ancaman dimana teknologi informasi (cyber) terhadap penyalahgunaan narkoba.  Salah satunya dark web yang begitu sulit untuk dimatikan dan diretas karena internet Protocol (IP) yang tidak terdeteksi.

 

Saat ini sambung Anjan jenis narkoba yang banyak diperjualbelikan adalah jenis NPS (New Psychoactive Substances) yang diciptakan oleh jaringan dimana efeknya 13 kali lebih hebat dan kandungannya tidak ada di peraturan perundang-undangan tentang Narkotika. Saat ini terdapat 892 jenis NPS yang beredar di dunia jelas Anjan.

 

Anjan melanjutkan bahwa pintu masuk narkoba ke Indonesia di dominasi melalui jalur laut. Menurutnya 80% narkoba masuk ke Indonesia masuk melalui jalur laut  dengan memanfaatkan golden triangle sebagai jalur transaksi sehingga begitu sulit untuk diawasi.

Anjan berharap Indonesia dapat menghentikan perdagangan narkoba baik dari luar negeri, transit, ataupun yang diproduksi didalam negeri.(ilham)