Begini Cara Mencegah Narkoba Sejak Dini

Keberadaan Narkoba saat ini memang sudah masuk pada level darurat, barang haram itu banyak tersebar dan dikonsumsi oleh semua kalangan, tak terkecuali kalangan pelajar, data Badan Narkotika Nasional (BNN) mencatat pengguna narkoba dikalangan pelajar mencapai 22 persen dari total penduduk Indonesia.Itu artinya bahwa Narkoba sudah meracuni generasi penerus bangsa.

Berdasarkan Undang-ndang nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika (Narkoba) disebutkan bahwa narkotikaadalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintesis maupun semi sintesis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan.

Meski situasinya sudah pada level tertinggi, penyalahgunaan barang haram ini sudah seharusnya dilakukan tindakan preventif, karena mencegah jauh lebih baik dibanding mengobati bukan ? orang tua menjadi peran penting dalam upaya pencegahan narkoba terhadap anak. Dan berikut langkah pencegahan narkoba secara dini:

1. Mempelajari masalah Narkoba 

Tidak mungkin kita  mencegah, jika kita tidak tahu apa yang sedang kita coba untuk mencegahnya. Ambillah kesempatan untuk mempelajari masalah narkoba. Dengan membaca, mendengarkan ceramah, berdiskusi, dan membahas masalah narkoba di majalah, koran, atau pada program televisi dan radio. Anda harus mengerti jenis-jenis narkoba dan bahaya menggunakan narkoba yang nantinya kita akan sampaikan kepada anak kita sebagai proses pendidikan tentang narkoba.

2. Mengajarkan Anak tentang Masalah Narkoba 

Umumnya anak dan remaja menerima informasi tentang narkoba dari luar rumah, sebagian besar dari teman sebayanya. Sangat berbahaya ketika anak mengetahui suatu hal yang baru hanya setengah-setengah. Kita katakan setengah-setengah karena biasanya anak hanya tahu enaknya saja tidak mengerti dampak yang ditimbulkan akibat penyalahguanan narkoba. Untuk itu orang tua perlu mengajarkan tentang narkoba secara detai kepada anak sehingga anak mengerti secara utuh dan mampu mengambil langkah yang benar.

3. Melarang Pemakaian Narkoba

Melarang anak melakukan pemakaian narkoba jenis apapun, termasuk rokok dan minuman beralkohol,dan ini harus menjadi peraturan keluarga, orang tua juga harus menjelaskan tentang peraturan larangan memakai narkoba. Selain itu Jelaskan pula pada anak bahwa peraturn ini berlaku tetap, kapan saja, dan dimana saja, baik dirumah, di sekolah, maupun dirumah teman dan ditempat lainnya.

4. Cegah Pengaruh Negatif Berita Kriminal

Amati apa yang ditonton anak di televisi. Anda tidak perlu menyensornya, akan tetapi anda perlu mengambil kesempatan untuk menjelaskan kepadanya tentang berita kriminal. Berita kriminal  yang ditanyangkan ditelevisi hanya sepenggal dan sekilas saja, hal ini membuat anak penasaran dan akan mencari tahu informasi itu diluar. Sebelum itu terjadi berilah penjelasan dan informasi dari berita-berita itu. Hal ini dapat mecegah anak untuk mencoba-coba khususnya tentang penyalahgunaan narkoba.

5. Mewaspadai Sikap dan Perilaku Sendiri

Keluarga adalah lingkungan terdekat yang mempengaruhi perkembangan perilaku anak. Anak akan meniru perilaku orang tuanya karena anak memandang orang tua adalah sebagai figur mereka. Hingga usia remaja anak akan meniru perilaku orang tuanya jadi yang perlu diwaspadai adalah sikap dan perilaku anda. Apakah anda merokok? Apakah anda minum-minuman keras? Atau bahkan anda memakai narkoba? hmm…Sangat disayangkan jika hal itu masih anda lakukan. Jangan salahkan anak jika mereka nantinya mengunakan narkoba, karena mereka mendapat contoh perilaku yang seperti itu. Jadi hemat saya, jadilah teladan yang baik bagi anak. Jika anda merokok mulai dari sekarang berhentilah. Jika anda suka minuman keras, hentikanlah. Sayangilah anakmu, generasimu!

6. Pola Hidup Sehat dalam Keluarga

Hal yang perlu diwaspadai dalam lingkunagn keluarga adalah keharmonisan. Penyalahgunaan narkoba merupakan salah satu bentuk kenakalan anak. Faktor penyebab kenakalan remaja yang utama adalah keluarga yang tidak harmonis. Maka dari itu, ciptakan keluarga yang harmonis dan penuh kasih sayang. Jika anak mendapatkan kasih sayang dirumah sendiri mereka tidak anak mencari diluar yang akhirnya lari ke narkoba.

Menengok Sejarah Narkoba dan Tahapan Penyalahgunaannya

Satu setengah abad yang lalu, tepatnya pada tahun 1834-1842, sejarah telah mencatat begitu berbahayanya narkoba. Salah satu peristiwa sejarah yang menarik perhatian diantaranya ialah perang Candu yang berlangsung di Cina.

Inggris memang cerdas dalam menerapkan taktik untuk mendapatkan hasil alam Cina. Tanpa mengeluarkan banyak uang, Inggris cukup menawarkan sutra dan teh yang Cina miliki dengan ganja. Cina tentu tidak mau menukar ganja dengan sutra dan teh yang dimilikinya. Pada saat itu, Cina hanya ingin sutra dan tehnya ditukar dengan uang, alias dibeli bukan dibarter. Akhirnya didapatlah strategi untuk mengenalkan candu kepada rakyat Cina oleh Inggris.

Semakin hari, semakin banyak rakyat Cina yang terjerat candu karena ketagihan. Banyaknya rakyat Cina yang ketagihan inilah yang pada akhirnya membuat Cina bukan hanya rela, melainkan dengan senang hati sutra dan tehnya dibeli dengan ganja! Proses transaksi ini pun berlangsung dengan cukup lama dan makin hari makin banyak saja pasokan candu ke Cina.

Rakyat Cina dibuat semakin ketagihan, dan akhirnya disadari juga oleh sang raja bahwa efek candu telah merusak rakyatnya. Tak ada pilihan lain, China akhirnya menutup hampir semua pelabuhannya bagi kapal-kapal dagang Eropa. Tujuannya tiada lain untuk menghentikan pasokan candu yang masuk ke wilayah Cina.

Inggris tidak langsung kehabisan akal,mengingat tingginya tingkat ketagihan rakyat China terhadap candu, Inggris berani menyatakan perang. Satu persatu wilayah Cina jatuh ke pangkuan Inggris. Tak lama setelah ini, Cina menyatakan diri menyerah kalah. Kecanduan rakyat Cina termasuk anggota militernya membuat mereka mudah ditaklukan Inggris. Bisa dibilang, mereka sudah kalah sebelum berperang akibat efek candu yang masih menjerat mereka.

Akibat kekalahan ini, Cina harus mengikuti berbagai ketentuan yang semakin merugikan bangsanya! Itulah episode kelam bangsa Cina. Uraian Peristiwa tersebut hanyalah satu dari beragam cerita yang menyuratkan bahayanya mengonsumsi obat terlarang. Kita jelas tidak ingin seperti yang dialami oleh Cina kala itu. Kita tak ingin bangsa ini hancur dari dalam karena jerat narkotika dan obat-obat terlarang (narkoba). Kini obat bernama Narkoba sudah menjadi musuh dunia, anehnya barang haram itu tetap saja ada dan terus berusaha diproduksi secara masal.

Dari sumber catatan Kompasiana menyebutkan Narkoba merupakan obat dari golongan analgesik atau penghilang rasa sakit jenis opium (morfin, heroin), ganja, amfetamin (shabu-shabu, ekstasi atau DMDA), kokain, dan obat-obat penenang seperti senyawa turunan barbital. Paling sedikit, kelima jenis inilah yang sering disalahgunakan karena sifatnya yang tidak hanya addiktif, tetapi juga sangat merusak tubuh.

Sebelum mengetahui bahaya narkoba, maka sangat penting bagi kita untuk mengetahui terlebih dahulu tahapan-tahapan dalam penyalahgunaan narkoba. Sedikitnya Ada empat tahap dalam penyalahgunaan narkotik dan obat-obat terlarang.

Pertama ialah sekedar tahap coba-coba alias ingin tahu, pada tahap ini banyak dari mereka yang bisa berhenti. Kedua adalah pemakai regular alias memakainya kadang-kadang namun tak sering,  pada tahap ini belum ada perubahan mendasar yang dialami pemakai, mereka umumnya tetap melakukan rutinitas sebagaimana mestinya seperti sekolah, kuliah serta ngantor, sementara pada tahap ketiga adalah ketagihan, disini Pemakai sudah mulai merasa berkeinginan untuk memakainya berulang-ulang karena merasa  nyaman.

Namun, pada tahap ini pengguna masih memiliki kesempatan untuk berhenti. Dan terakhir adalah tahap ketergantungan, Pada tahapan ini yang sangat berbahaya. Pasalnya hal ini meliputi ketergantungan dibagian psikis dan fisik.Jika telah mencapai ketergantungan fisik, ini lebih berbahaya lagi, karena pada tahap ini pengguna sangat sulit untuk bisa berhenti dari obat. Dan Jika dilepas begitu saja, akibat yang muncul adalah rasa sakau yang amat sakit. Namun apabila diteruskan, fungsi fisiologis tubuh juga semakin rusak dan peluang mendekati ajal semakin dekat. Jalan utamanya ialah tiada lain dengan memberikan obat tersebut terus menerus dengan penurunan dosis berkala untuk menghilangkan rasa sakaunya. Sayangnya, di Indonesia sendiri pengguna narkoba sudah sangat banyak. Para pelajar SMA bahkan SMP rawan akan hal ini.

Si pengedar sudah sangat berani menjual barang yang disalahgunakan di sekitar sekolah serta komplek kampus. Namun tetap saja polisi masih kesulitan meringkusnya karena teknik yang dilakukan antara pengedar dan pengguna tergolong professional! Inilah yang menyebabkan jumlah pemakai narkoba di Indonesia terus terjadi peningkatan,  fenomena ini ibarat gunung es dimana Jumlah pengguna, pengedar, dan bandar yang tampak di permukaan hanya sebagian kecil dibandingkan yang tidak tampak di permukaan.

Tips Menghindari Penyalahgunaan Narkoba Dalam Keluarga

Oleh: Oscar Umbu Siwa

Setiap orang tua mendambakan suasana harmonis terjadi dalam keluarganya. Namun persoalan penyalahgunaan narkoba belakangan ini menjadi ancaman serius untuk kehormonisan itu. Banyak orang tua kemudian menjadi kehilanagn harapan karena anaknya terlibat dalam penyalahgunaan narkoba.  ironisnya berdasarkan hasil survey BNN, tempat paling sering untuk menggunakan narkoba adalah rumah teman (63 persen). Hal Ini mengindikasikan bahwa rumah menjadi pilihan utama ketika ingin menggunakan narkoba.

Dengan demikian, walaupun anak selalu berada di rumah, maka tidak menjamin akan menjadi seorang anak yang bebas dari narkoba.  Oleh karena itu setiap orang tua harus melakukan pengawasan dan juga komunikasi yang intens dengan anak untuk menghindari penyalahgunaan narkoba.

Penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba yang menjadi momok dalam keluarga bukannya tidak bisa dihindari. Berikut kiat untuk melindungi keluarganya dari penyalahgunaan narkoba.

1. Mempelajari atau Mencari Infromasi Tentang Narkoba

Tidak mungkin anda mencegah, jika Anda tik tahu apa yang sedang anda coba untuk mencegahnya. Ambillah kesempatan untuk mempelajarimasalah narkoba. Dengan membaca, mendengarkan ceramah, berdiskusi, dan membahas masalah narkoba di internet, majalah, koran, atau pada program televisi dan radio.

Untuk mendapat informasi yang akuran dapat mengunjungi website deputi bidang pencegahan BNN www.indonesiabergegas.bnn.go.id.

Karena umumnya anak dan remaja menerima informasi tentang narkoba dari luar rumah, sebagian besar dari teman sebayanya. Sangat berbahaya ketika anak mengetahui suatu hal yang baru hanya setengah-setengah.oleh karena itu orang tua harus memiliki informasi yang benar dan luas tentang permasalahan narkoba.

Seharusnya pemberian informasi yang akurat dan jelas harus juga diberikan oleh sekolah-sekolah sebagai salah satu sub-kurikulum yang wajib diikuti oleh setiap anak. Informasi mengenai jenis-jenis narkoba. Dampak bila menggunakannya, dampaknya bagi organ-organ tubuh kita serta dampak dari segi hukumnya bila tertangkap memiliki, menggunakan atau mengedarkan narkoba, Penyakit yang dapat diderita sebagai akibat pemakaian narkoba.


2. Menjadi Sahabat

Menjadi sahabat anak merupakan salah satu bentuk pola pengasuhan (parenting)yang dapat diterapkan orang tua dalam pendidikan keluarga. Semua berawal dari rumah. Pola asuh orang tua dalam keluarga sangat mempengaruhi perkembangan dan kepribadian anak karena orang tua merupakan figur pelindung, pemberi dan pemerhati.

Dalam kesehariannya, anak-anak tidak hanya membutuhkan figur orang tua. Anak-anak juga membutuhkan sosok sahabat yang bisa menjadi partner dalam dunianya, sehingga ia merasa senang, ceria dan nyaman dengan diri dan lingkungannya. Sebagai orang terdekat anak, orang tua harus bisa berperan, memposisikan diri sebagai sahabat bagi anak.

Mendapatkan kepercayaan dari anak sangat berarti hingga ia besar nanti. Saat ia menghadapi masalah ia akan menjadikan orang tua sebagai tempat curhat dan berbagi beban

3. Orang Tua Menjadi Role Mode

Bila seseorang telah terjerumus dalam penggunaan narkoba maka akan sulit untuk melepas dari jeratan narkotika ini. Patut dicacat bahwa penyalahguna narkoba tidak dapat sembuh, melainkan hanya dapat dipulihkan. Karena sewaktu-waktu dapat kambuh kembali.

Contoh perilaku orang tua dalam kehidupan sehari-hari dalam mempraktekkan hidup sehat juga perlu dilakukan. Orang tua seyogyanya menjadi role-model bagi anak-anak mereka, harus memberikan contoh yang baik bila ingin anaknya berperilaku baik. 

Sering kali kita sebagai orang tua lupa bahwa anak kita belajar dari tingkah laku dan perilaku kita yang mereka lihat dan perhatikan setiap harinya dari bayi sampai remaja. 


Anak-anak belajar, meniru, dari orang yang sehariannya berada paling dekat dengan mereka. Maka seharusnya kita tidak merokok atau minum minuman beralkohol bila kita tidak mau anak-anak kita meniru kita atau bahkan mencoba-coba dan menyalahgunakan narkoba.

4. Menerapkan Gaya Hidup Sehat Dalam keluarga

Hal yang perlu diwaspadai dalam lingkunagn keluarga adalah keharmonisan. Penyalahgunaan narkoba merupakan salah satu bentukkenakalan anak.Faktor penyebab kenakalan remaja yang utama adalah keluarga yang tidak harmonis. Maka dari itu, ciptakan keluarga yang harmonis dan penuh kasih sayang. Jika anak mendapatkan kasih sayang dirumah sendiri mereka tidak anak mencari diluar yang akhirnya lari kenarkoba.


5. Bekerjasama Dengan Lingkungan Sekitar

Kita sebaiknya bekerjasama dengan lingkungan rumah kita seperti dengan ketua RT, RW, dsb. Terutama dengan tetangga yang mempunyai anak seusia atau yang lebih tua dari anak kita. Menjalin hubungan yang baik dengan para tetangga selalu mendatangkan kenyamanan dan keamanan bagi kita.


Kita bisa membuat sistem pemantauan keamanan bersama tetangga lainnya yang juga melibatkan ketua RT untuk memantau keamanan umum dan memantau bila ada anak-anak di RT kita yang disinyalir menggunkan narkoba. Bila sistem yang dibangun bersama para tetangga itu kuat, dijamin gejala-gejala penyalahgunaan narkoba di pemukiman kita akan terdeteksi dan dapat tertanggulangi dengan cepat dan baik


6. Menjalin Hubungan Interpersonal Yang Baik

Hubungan interpersonal yang baik dengan pasangan dan juga dengan anak-anak kita, akan memungkinkan kita melihat gejala-gejala awal pemakaian narkoba pada anak-anak. Kedekatan hubungan batin dengan orang tua akan membuat anak merasa nyaman dan aman, menjadi benteng bagi keselamatan mereka dalam mengarungi kehidupan mereka nanti.

Bila orang tua sering ribut, cekcok, maka itu bisa memengaruhi sang anak secara psikologis. Kegalauan ini bisa memancingnya untuk mencoba narkoba dengan berbagai macam alasan yang dicarinya sendiri. 

 (Disunting dari berbagai sumber)

Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba di Lingkungan Keluarga

Selasa, 10 Februari 2015, JAKARTA – Pengetahuan pencegahan penyalahgunaan narkoba sangat penting bagi seluruh anggota masyarakat, khususnya Ibu-Ibu anggota PKK. Ibu ‰ÛÒ Ibu PKK adalah agen penggerak dan berperan aktif di lingkungan sekitarnya dalam upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN). Inilah yang membuat BNN mengadakan kegiatan Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba di Lingkungan Keluarga yang pesertanya adalah pengurus PKK dari seluruh wilayah di DKI Jakarta. Kegiatan ini dilaksanakan di Gedung TP PKK Melati Jaya, Selasa (10/2). Dalam sambutan sekaligus arahan dalam acara ini, Direktur Diseminasi Informasi BNN, Drs. Gun Gun Siswadi, M.Si menyampaikan bahwa Presiden telah menyatakan Indonesia Darurat Narkoba. Diperkirakan ada 4 juta lebih penyalahguna narkoba di Indoensia. Oleh karena akhir Januari kemarin dicanangkan “Gerakan Rehabilitasi 100.000 Penyalah Guna Narkoba” untuk tahun 2015. “Dan untuk tahun 2016, Presiden meminta agar 400.000 penyalahguna narkoba harus direhabilitasi”, lanjut Gun Gun. Gun Gun juga menjelaskan masyarakat harus merubah mindset bahwa penyalah guna narkoba harus direhabilitasi bukan dipenjara. “Kalau mereka dipenjara, yang ada tingkat kecanduannya akan lebih parah. Atau mungkin mereka malah akan menjadi bandar setelah keluar dari penjara”.

Paulina G. Padmohoedodjo, Tim Asistensi BNN yang hadir selaku narasumber dalam acara ini menjelaskan bahwa dalam penanganan masalah narkoba di Indonesia harus dilakukan dari dua sisi yaitu pengurangan demand dan pengurangan supply. Dan peran PKK dibutuhkan dalam pengurangan demand dimana PKK dapat menjadi penggerak aktif di lingkungan mereka tinggal untuk membantu pemerintah dalam pencegahan penyalahgunaan narkoba. Ibu-ibu PKK dapat membuat kegiatan-kegiatan bersama ibu-ibu lainnya yang bertujuan untuk meningkatkan kekebalan anak terhadap ancaman narkoba. Kegiatan ini nantinya dapat mencegah anak menyalahgunakan narkoba sejak mulai dalam kandungan hingga usia remaja.

Narasumber lain yang hadir, Direktur Bina Ketahanan Remaja BKKBN, Drs. Temazaro Zega, M.Kes menjelaskan ada beberapa hal yang menyebabkan remaja menyalahgunakan narkoba dan melakukan kenakalan remaja lainnya diantaranya adalah media semakin permisif, teman sebaya yang semakin liberal,  masyarakat semakin individual, sekolah yang semakin kompetitif dan keluarga yang kurang intim.

Dalam sambutannya, Ketua Tim Penggerak PKK DKI Jakarta, Veronica Basuki T. Purnama yang dibacakan oleh Susi Syarifudin, Pokja I PKK DKI Jakarta, mengharapkan anggota PKK diharapkan dapat berperan aktif dalam program pemerintah “Gerakan Rehabilitasi 100.000 Penyalahguna Narkoba” karena penyalahgunaan narkoba di Indonesia sudah pada taraf yang memprihatinkan. Dan anggota PKK juga diharapkan untuk tidak malu melaporkan anggota keluarganya yang menyalahgunakan narkoba ke Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) sebagai bentuk dukungan dalam program P4GN di Indonesia. (yona_oen)

Penting, Peran Keluarga Dalam Menekan Angka Prevelansi Penyalahguna Narkotika

Selasa, 8 Juli 2014, JAKARTA – Tercatat sudah 4 juta jiwa pengguna narkotika di Indonesia. Dari angka tersebut  baru 18 ribu orang yang direhabilitasi.” Hal itu diungkapkan Diah Hariani Surtikanti, Kasie Layar Lebar dan Media Elektronik lainnya Deputi Bidang Pencegahan, BNN saat menggelar Focus Group Discussion (FGD) dengan anggota Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Posyandu Ratujaya, Depok, Senin, 1/7/2014.

Menurut Diah, keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat harus mampu menjadi benteng utama cegah penyalahgunaan narkoba. Untuk itu keluarga harus mampu menanamkan nilai-nilai positif kepada anggota keluarganya dan menjalankan fungsi keluarga sebagaimana mestinya yaitu fungsi pendidik, fungsi sosialisasi, fungsi perlindungan, fungsi agama dan lain-lain. Setiap tindakan yang dilakukan oleh orang tua pasti akan ditiru anak-anaknya, karena keluarga merupakan tempat dimana seorang anak belajar untuk kemudian siap masuk dalam lingkup yang lebih besar yaitu masyarakat.

Seringkali tambah Diah, karena kesibukannya orang tua mengabaikan anak-anaknya. Kasih sayang dan perhatian anak tersebut cenderung diabaikan oleh orang tuanya. Oleh sebab itulah, anak akan mencari bentuk-bentuk pelampiasan dan pelarian yang kadang mengarah pada hal-hal yang menyimpang. Seperti masuk dalam anggota genk, mengkonsumsi minuman keras dan mengkonsumsi narkotika. Untuk itu dibutuhkan keluarga yang harmonis agar anak bebas dari penyalahgunaan narkotika dan jenis kejahatan yang lain ujar Diah.

Ada hal yang yang juga menjadi ancaman remaja saat ini yaitu pesatnya kemajuan informasi dan teknologi yang yang seringkali membuat remaja terjerumus pada pergaulan yang tidak benar. Usia remaja sendiri merupakan usia yang mudah untuk dipengaruhi oleh lingkungan sekitar. Secara psikologis anak remaja merupakan individu yang labil sehingga orang tua harus memberikan perhatian lebih pada mereka. Cara yang dapat dilakukan orang tua adalah dengan melakukan pendekatan psikologis pada anak-anak. Sesibuk apapun orang tua mereka harus mampu meluangkan waktu untuk melakukan ‘bonding’ dengan anak-anaknya yang masih remaja. Perlu diingat bahwa peralihan dari usia SD ke usia SMP merupakan saat yang rawan karena pada usia tersebut anak sedang dalam masa pencarian jati diri.

Jika usaha bonding antara anak dan orang tua sudah dilakukan bukan berarti orang tua terbebas dari ancaman penyalahgunaan narkotika. Sebagaimana yang kita ketahui bersama, orang tua tidak mungkin selalu dapat mengkontrol dan mengawasi anak-anaknya diluar rumah, Untuk itu apabila terdapat dua atau tiga ciri penyalahguna narkotika maka orang tua harus mawas diri dan baiknya mengajak anak untuk tes urine ujar Diah menjelaskan.

Sementara itu Sudibyo salah satu peserta yang hadir dalam acara itu menuturkan, masalah penyalahgunaan narkotika sudah sangat mengkhawatirkan masyarakat. Menurutnya di lingkungan tempat dia tinggal saat ini, dalam kurun waktu tiga tahun terakhir tercatat sudah 23 korban penyalahgunaan narkotika. Oleh karena itu tambah Sudibyo dibutuhkan kerjasama antara seluruh pihak karena masalah penyalahgunaan narkotika bukan hanya tugas BNN semata. Masyarakat harus secara mandiri melakukan upaya ‰ÛÏpencegahan‰Û sesuai dengan kemampuannya tandasnya. (Oscar_fan)