Broken Home Bukan Alasan untuk Pakai Narkoba!

Memiliki keluarga yang broken home memang tidak mudah dan tidak ada satu anak pun di dunia yang ingin keluarganya tercerai-berai. Harus menjalani hidup dengan keluarga yang tidak utuh menyebabkan beberapa anak menjadi depresi dan merasa sangat sedih sehingga kemudian memilih untuk melakukan hal yang dianggap bisa menjadi solusi tapi justru berdampak negatif untuk hidupnya, seperti memakai narkoba.

Kita harus selalu ingat bahwa memakai narkoba bukan jalan keluar dan berikut adalah cara yang bisa kamu lakukan agar dapat selalu semangat menjalani hidup tanpa harus terjerumus ke dalam jeratan narkoba.

1. Fokus pada tujuan hidup

Tujuan hidupmu harus terus diperjuangkan, tak peduli sebesar apapun masalah yang kamu hadapi kamu harus tetap fokus pada tujuan utama. Berusahalah semaksimal mungkin untuk meraihnya, karena tidak ada yang tidak mungkin jika kamu terus berusaha dan berdoa agar tujuan hidupmu tercapai.

2. Berpikir positif

Cobalah untuk bisa selalu berpikir dan melakukan hal-hal yang positif. Stop sekarang juga berpikir negatif, karena bisa menghancurkan dirimu sendiri. Percaya bahwa kamu bisa berhasil dalam memenuhi tujuan hidupmu.

3. Selalu bersyukur

Selalu awali harimu dengan mengucap syukur, karena di luar sana masih banyak orang yang mungkin tidak seberuntung kamu. Walaupun keluarga sudah tidak utuh lagi, tapi kamu masih diberi kesehatan oleh Tuhan. Kamu memang tak pernah diberi kesempatan untuk memilih terlahir di keluarga yang utuh seperti yang kamu inginkan, tapi kamu punya kesempatan untuk mengubah hidupmu menjadi lebih baik.

Semoga tips di atas bermanfaat dan ingat untuk tetap semangat menjalani hidup dan selalu katakan tidak pada narkoba, apapun jenisnya!

(A. Rakhmanto)

BNNK Deli Serdang Mengajak Ibu-Ibu PKK Berperan Aktif Dalam Upaya Pencegahan Narkoba

BNNK Deli Serdang melaksanakan sosialisasi bahaya narkoba di Kecamatan Sibiru-biru pada Rabu (4/9) di Kantor Kepala Desa Namu. Hadir dalam sebagai narasumber kegiatan ini adalah Tiarlina Manik, SH, Kepala Seksi P2M BNNK Deli Serdang. Kegiatan ini juga dihadiri seluruh Kepala Desa dan Pengurus PKK se-kecamatan Sibiru-biru.

Sosialisasi ini adalah salah satu upaya dalam menekan peredaran gelap Narkoba di Deli Serdang khususnya kecamatan Sibiru-biru, Tiarlina mengatakan bahwa peran serta para ibu-ibu sangat dibutuhkan dalam kelangsungan rumah tangga khususnya anak-anak, yang dimana narkoba sudah sangat marak dan merasuki anak-anak kita. Pada sosialisasi tersebut ibu-ibu dihimbau untuk rangkul, ikuti dan tuntun anak kita kemana arahnya dan jika sudah terindikasi segera laporkan ke BNN agar direhabilitasi, agar para ibu jangan takut atau malu untuk melaporkan jika ada keluarga yang terindikasi lebih baik mencegah daripada mengobati.

Peran serta ibu PKK sangat penting untuk mencegah juga dapat menjadi penyuluh Anti narkoba dan juga sebagai perpanjangan tangan BNN dalam mengedukasi Masyarakat tentang bahaya narkoba serta mengajak seluruh masyarakat khususnya kabupaten Deli Serdang untuk bersama-sama bergerak memberantas Narkoba untuk menuju masyarakat sehat dan bersih dari narkoba.

BNNP Bengkulu Gelar Sosialisasi Bahaya Narkoba di Desa Padang Ulak Tanjung

Untuk mencegah masuknya narkoba masuk ke wilayah pedesaan, Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Bengkulu menggelar sosialisasi bahaya penyalahgunaan narkoba dengan melibatkan aparat desa, tokoh agama dan pemuda setempat.

Hal ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat agar mampu menolak penyalahgunaan narkoba. Pada kesempatan ini Kabid Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat BNNP Bengkulu Ridwan Arief mengutip prevalensi penyalahguna narkoba yang tergolong tinggi. Untuk itu Ridwan mengajak masyarakat untuk bersama-sama melakukan upaya pencegahan untuk menekan angka prevalensi tersebut.

BNNK Aceh Tamiang Minta Siswa Pahami Bahaya Narkoba

BNNK Aceh Tamiang hadir dalam kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) kepada pelajar SMAN 2 Percontohan Karang Baru, Kabupaten Aceh Tamiang. Hal ini bertujuan untuk menanamkan persepsi kepada siswa efek yang sangat buruk jika terjerumus dalam penyalahgunaan narkoba mengingat Narkoba sudah masuk ke lingkungan sekolah.

Hadir sebagai narasumber Staf Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat BNN Aceh Tamiang, Putri Zufina dan  tim.

Dalam paparannya Putri menekankan  tentang penyebab penyalahgunaan  narkoba yang mengintai generasi muda. salah satunya karena minumnya informasi serta ketidam mampuan dalam mengendalikan diri.

Oleh karena itu putri meminta siswa untuk mengetahui dan memahami bahaya penyalahgunaan narkoba. Caranya bisa melalui website BNN atau mendatangi kantor BNN untuk mencari informasi yang benar tentang bahaya penyalahgunaan narkoba.

Pentingnya Peran Orang Tua dalam Upaya Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba

Masalah penyalahgunaan narkoba yang melibatkan generasi muda menjadi momok yang menakutkan bagi bangsa ini. Generasi muda yang menjadi penerus cita-cita bangsa harusnya bebas dan bersih dari penyalahgunaan narkotika.

Hasil penelitian terakhir BNN (tahun 2017) jumlah penyalahgunna narkoba di kalangan generasi muda (Pelajar) mencapai 24 persen atau setara dengan 810.267 orang. Jumlah tersebut sangat besar dan memerlukan penanganan yang serius. Penanganan tidak hanya dilakukan oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) sebagai leading sector pencegahan penyalahgunaan narkoba, tetapi unit kecil dalam masyarakat seperti keluarga juga memegang peranan penting dalam mencegah generasi muda menjadi korban penyalahgunaan narkoba.

Upaya pencegahan yang dapat dilakukan dalam keluarga antara lain menciptakan kedekatan dan komunikasi antara orang tua dan anak. Salah satu investasi waktu terbaik dan yang paling bijaksana adalah meluangkan waktu bersama keluarga. Mengapa demikian?

Interaksi orang tua dan anak sangat penting untuk menumbuhkan kedekatan di antara mereka, misalnya dengan mengobrol atau pergi bersama di waktu luang. Kedekatan ini penting untuk menciptakan rasa nyaman bagi anak-anak. Mereka semestinya dapat menganggap orang tua selayaknya teman, dimana setiap permasalahan dapat mereka sampaikan kepada orang tua. Nah, yang berbahaya adalah ketika anak tidak berani menceritakan permasalahan yang ia dihadapi kepada orang tua. Salah satu bentuk komunikasi yang dapat dilakukan orang tua adalah dengan meluangkan sedikit waktunya untuk sekadar sms atau menelepon anak-anak mereka. Anak akan merasa diperhatikan.

Banyak penelitian yang menunjukan bahwa orangtua yang sering meluangkan waktu bersama anak-anaknya seperti saling bercerita, mendengarkan dan menjawab pertanyaan mereka, maka prestasi anak akan jauh lebih baik dan memiliki sikap yang tegas dalam menolak pengaruh negatif disekitar mereka. (Oscar)

(Disunting dari beberapa sumber)

Terapkan Lingkungan Kerja Bebas dan Bersih dari Narkoba

Menjadi bagian dari suatu instansi atau perusahaan mengharuskan kita beradaptasi dengan lingkungan kerja dimana kita berada.  Menurut Sedarmayanti (2001:12) kondisi lingkungan kerja bisa disebut baik atau sesuai jika manusia bisa menjalankan aktivitas dengan optimal, sehat, aman dan nyaman. Lingkungan kerja menjadi faktor penting dalam mendukung segala kegiatan di dalamnya.

Umumnya, seseorang menghabiskan waktu 8 jam per hari untuk bekerja, sehingga sangatlah penting untuk menciptakan kondisi yang kondusif. Kondisi tersebut dapat tercipta apabila tiap individunya mampu berkoordinasi dengan baik untuk sama-sama membangun keadaan yang nyaman dan tidak mengganggu kolega lain dalam bekerja.

Tak jarang, terdapat beberapa pekerja yang terperangkap dalam dunia penyalahgunaan narkotika. Faktor lingkungan kerja yang buruk, ketidakmampuan individu untuk menolak ajakan kawan yang menawarkan narkotika, tekanan dari atasan, banyaknya pekerjaan yang belum terselesaikan dianggap sebagai penyebab pekerja menggunakan narkotika. Padahal, penggunaan barang haram tersebut tidaklah menyelesaikan persoalan yang sedang dihadapi. Justru menambah masalah yang membahayakan diri.

Perlu diingat, kemampuan menciptakan lingkungan kerja yang baik datang dari kerja sama tiap-tiap pegawai. Ruang kerja yang layak, tingkat kebisingan yang rendah, menyediakan fasilitas pendukung seperti tempat ibadah dan dapur serta atasan yang mampu mengapresiasi pegawainya, merupakan beberapa indikator yang berpengaruh untuk kinerja pegawai.

Cerdas bekerja dimulai dari lingkungan kerja yang aman, nyaman dan bersih dari narkoba!. (Asri)

#cegahnarkoba #stopnarkoba

Ibu Pecandu Narkoba, Bayi Terkena Dampaknya

Mengetahui bahwa seorang wanita sedang mengandung buah hati tercinta adalah hal yang sangat membahagiakan. Apalagi jika kehadiran seorang anak sudah lama dinantikan. Semua calon ibu akan sangat menjaga janin dalam kandungannya dan memperhatikan tiap asupan makanan yang ia konsumsi. Namun, bagaimana jadinya jika ibu tersebut adalah seorang pecandu narkoba?

Saat seorang wanita sedang mengandung, apapun yang dikonsumsinya juga turut dikonsumsi si janin melalui aliran darah ke plasenta. Oleh sebab itu, narkoba yang dikonsumsi oleh ibu hamil tidak hanya berbahaya bagi dirinya sendiri, namun juga memiliki efek buruk bagi si buah hati. Bahkan efek buruk penyalahgunaan narkoba oleh ibu hamil  ini juga akan dirasakan hingga si kecil tumbuh dewasa. Lalu apa sajakah dampaknya?

Saat masa kehamilan, janin sangat rentan keguguran hingga berakibat janin mati dalam kandungan. Kelainan atau cacat fisik juga dapat terjadi apabila bayi telah lahir. Jika ibu mengonsumsi narkoba dengan cara diminum, bayi juga ikut mengonsumsinya melalui ASI. Dampaknya, pertumbuhan dan daya tahan tubuh si bayi sangat lemah, ia rentan terkena penyakit. Sementara, apabila si ibu menggunakan jarum suntik sebagai media untuk pemakaian narkoba, bayi akan mudah tertular HIV dan Hepatitis C. Saat tumbuh dewasa, si anak cenderung mudah gelisah, tidak dapat berkonsenterasi dengan baik, tidak dapat mengontrol emosi dan masalah lainnya.

Penting untuk diketahui, bahwa seorang wanita yang sedang hamil kondisi fisiknya lebih rentan dibanding wanita normal. Para dokter kandungan menganjurkan agar wanita hamil banyak mengonsumsi sayur, buah-buahan segar dan susu. Tidaklah dianjurkan untuk minum obat-obatan secara berlebihan, apalagi narkoba. Sebab efek buruk bukan hanya dirasakan oleh sang ibu tetapi juga bayi dalam kandungannya hingga si bayi tumbuh dewasa.

(Asri Gartika)

Selipkan Obrolan Mengenai Bahaya Narkoba Saat Family Trip

Pentingnya komunikasi dan interaksi orang tua dengan anak menjadi kunci utama dalam membangun kedekatan emosional. Komunikasi yang baik mempengaruhi pembentukan karakter anak dalam perkembangannya. Anak menjadi lebih terbuka dan menganggap orang tua selayaknya teman sebagai tempat bercerita. Namun, dewasa ini sering kali ditemukan adanya gap antara anak dan orang tua yang disebabkan minimnya rasa percaya dan komunikasi. Terlebih, pergaulan anak zaman sekarang kerap kali lepas dari pengawasan orang tua.

Mengatasi hal tersebut, ada beberapa cara yang dapat dilakukan orang tua untuk mendekatkan diri dengan anak. Agar tak terasa kaku, orang tua dapat mengadakan perjalanan wisata atau family trip. Dalam waktu-waktu senggang ajak si anak berbicara dengan santai, salah satunya tentang bahaya penyalahgunaan narkoba. Sebab, orang tua tidak pernah tahu pergaulan anak di luar rumah dan seperti apa teman-temannya.

Salah satu bentuk komunikasi yang dapat dilakukan saat family trip adalah dengan mengingatkan si anak untuk tidak menerima apapun dari orang yang tidak dikenal, memperingati mereka sedini mungkin untuk tidak merokok serta dampak yang akan didapatkan apabila hal tersebut tetap dilakukan. Menolak secara halus apabila ditawari minuman beralkohol atau diajak ke club malam.

Mendeteksi masalah narkotika sedari dini dapat dimulai dari lingkup lingkungan yang paling kecil, seperti keluarga. Peran keluarga dalam upaya pencegahan penyalahgunaan narkotika sangatlah penting. Selain itu, orang tua kerap kali kecolongan atas perilaku anak yang kemudian dianggap menyimpang atau aneh. Atas dasar itu lah, family trip dapat dipilih sebagai salah satu upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba. Buatlah suasana sesantai mungkin dan perlakukan si anak layaknya teman, sehingga si anak tidak merasa tertekan.

(Asri Gartika)

#HANI2018 #ListenFirst #WorldDrugDay #stopnarkoba #cegahnarkoba

Waspada Jika Anak Tunjukkan Perubahan Sikap Drastis

Sumber : Dok.Humas BNN

Jakarta, Indonesia Bergegas.com – Maraknya masalah narkoba saat ini menuntut semua orang tua harus waspada terhadap perkembangan buah hatinya. Ada empat hal yang harus diantisipasi, pertama cara dia bicara, cara dia berpikir, bertingkah laku dan emosinya. Perubahan sikap yang drastis bisa jadi dipengaruhi penyalahgunaan narkoba.

Anggota Kelompok Ahli BNN bidang rehabilitasi, dr Kusman Suriakusumah mengatakan, jika cara berbicara sang anak sudah di luar kebiasaanya orang tua harus pahami dan melakukan antisipasi. “Atau jika ada perubahan yang drastis dari bertingkah laku, berpikir dan emosinya, maka itu juga perlu untuk diantisipasi”, imbuh Kusman.

Satu hal yang juga harus pahami oleh para orang tua adalah jika sang anak menunjukkan sikap yang bandel maka itu juga bisa dipengaruhi oleh depresi. “Depresi itu karena ada sesuatu yang hilang dari dirinya, bisa perhatiannya dari orang tua yang hilang, atau hal-hal yang lainnya”, kata pria yang pernah menjabat sebagai Deputi Rehabilitasi BNN.

Hal-hal tersebut di atas harus menjadi perhatian yang ekstra karena ada kaitan yang sangat erat dengan penyalahgunaan narkoba. Karena itulah, orang tua diminta untuk lebih bijak dalam memantau tumbuh kembangnya sang anak.

Senada dengan hal tersebut, Adrian, Komisioner Komnas Perempuan juga menghimbau agar para orang terutama ibu agar menguatkan perannya dalam mendeteksi kerentanan anak-anak dari penyalahgunaan narkoba.

Berbicara masalah proteksi terhadap anak dari ancaman narkoba, Adrian juga berharap agar pihak penyelenggara pendidikan mulai memikirkan tentang program penguatan imunitas untuk anak-anak agar mereka bisa menolong diri sendiri saat sakit atau saat menghadapi rayuan dari para bandar atau pengedar.

“Dengan program seperti itu, mereka bisa menolong diri sendiri dan juga menolong orang lain”, ungkap Adrian. (bd_oen)

Hantu HIV/AIDS Dibalik Penggunaan Narkoba

Penggunaan narkotika dan obat-obatan terlarang (narkoba), tidak pernah membawa dampak positif. Pasalnya, penggunanya jadi rentan terhadap banyak risiko, salah satunya HIV/AIDS–penyakit yang hingga kini, belum bisa disembuhkan.

Data yang dikeluarkan World Drug Report (2016) menyebutkan, setidaknya satu dari tujuh pengguna narkoba menderita penyakit HIV/AIDS. Kemungkinan seseorang terjangkit penyakit mematikan ini bahkan akan meningkat sebanyak tiga kali lipat, terlebih jika ia mengonsumsi kokain dengan cara menyuntikkannya ke dalam tubuh.

Sementara itu, penyebaran HIV/AIDS di kalangan pemadat termasuk cepat, lantaran didukung hubungan seksual berisiko (tidak menggunakan kondom/pengaman). Masalah lain muncul, sebab gairah seksual pengguna narkoba biasanya merupakan dampak dari narkoba itu sendiri. Adapun penggunaan narkoba jenis kokain, methamphetamine, dan inhalasia nitrit mendorong si pemakai untuk melakukan hubungan yang berisiko.

Tidak Berhenti

Risiko semakin bertambah, apabila perempuan yang berhubungan badan dengan pemakai hamil. Kendati tidak 100%, dapat dipastikan bayi yang ada di dalam kandungan memiliki risiko besar terjangkit virus HIV. Adapun risiko lain yang mungkin dialami, yakni tumbuh kembang yang tidak sempurna (cacat bawaan) atau justru terlepasnya plasenta sebelum melahirkan. Itu sebabnya, segera lakukan pemeriksaan menyeluruh pada ibu dan bayi, agar keduanya bisa melahirkan dalam kondisi sehat.

Selain HIV/AIDS, laporan yang sama juga merilis fakta mengejutkan, yakni sebanyak 50% pengguna narkoba yang menggunakan jarum suntik, pasti menderita penyakit Hepatitis C. Penyakit ini sulit dideteksi karena gejala yang ditunjukkannya termasuk ringan, seperti mual, pusing, kehilangan nafsu makan, cepat lelah, dan warna mata serta kulit berubah menjadi lebih kuning. Tanpa penanganan yang tepat, penderita Hepatitis C dapat mengalami kanker hati maupun sirosis. Jika sudah begini, transplantasi hati merupakan satu-satunya jalan keluar