Belum lama ini Petugas Bea Cukai Palembang bekerja sama dengan BNN Prov Sumsel dan Dit Narkoba Polda Sumsel berhasil menggagalkan penyelundupan narkoba jenis sabu sebanyak 10 kapsul atau seberat 489 gram. Aksi tersebut merupakan satu di antara sekian banyak upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba di Indonesia.
Tak sedikit yang berpendapat bahwa, maraknya penyebaran narkoba di Indonesia merupakan bentuk instrumen perang modern (proxy war) oleh negara asing. Tujuannya tak lain adalah untuk menggerogoti Indonesia lewat hancurnya mental generasi mudanya.
Sebesar 27,32 persen dari jumlah pengguna narkoba di Indonesia berasal dari pelajar dan mahasiswa. Tak hanya itu, persentase tersebut mengalami pertambahan setiap tahunnya.
Tingginya angka penyalahgunaan obat terlarang pada kaum muda di Indonesia ini sangat dipengaruhi oleh pergaulan. Selain itu, pelajar dan mahasiswa memang menjadi target atau sasaran utama para pengedar narkoba.
Hingga kini penyebaran narkoba boleh dikatakan hampir tak bisa dicegah. Mengingat banyaknya kaum muda Indonesia yang dapat dengan mudah mendapat narkoba dari oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Misalnya saja dari bandar narkoba yang senang mencari mangsa di daerah sekolah, diskotik, tempat pelacuran, dan tempat-tempat perkumpulan geng.
Namun bukan berarti penyebarannya tidak bisa dilawan. Melawan penyebaran narkoba tidak bisa bergantung pada instansi pemerintah saja, keluarga dan masyarakat harus turut aktif juga. Berikut sedikit tips upaya mencegah meluasnya penyebaran narkoba di kalangan pemuda Indonesia.
- Dukungan moral
Masyarakat, orang tua dan kerabat dekat harus memberi dukungan moral yang positif tentang pemahanan bahaya narkoba di masa depan.
- Dukungan instansi pendidikan
Isntansi pendidikan, baik pengajar maupun seluruh elemen yang terkait harus turut memberikan penyuluhan akan dampak negatif narkoba bagi kualitas otak dan kecerdasan mereka.
- Memberikan informasi dampak negatif narkoba sedini mungkin
Tak hanya remaja, anak-anak usia dini seringkali juga menjadi sasaran peredaran narkoba. Keluarga tak perlu menunggu anak menginjak usia remaja baru memberikan informasi tentang bahaya narkoba. Sedini mungkin ditanamkan akan menjadi modal besar anak di masa mendatang untuk melindungi dirinya dari jerat narkoba.
- Tak perlu “dipingit”
Takut sang anak terkontaminasi narkoba itu sah-sah saja, namun mengekang kebebasan anak juga tidak serta merta menjadi jawaban. Jika dikekang, anak akan cenderung melawan atau membrontak dan berujung pada pencarian pelampiasan. Kondisi ini yang membuat usia remaja menjadi semakin rentan. Memberikan informasi dan dukungan moral positif, serta mengarahkan ke hal-hal dan kegiatan positif adalah cara yang paling tepat.
- Kembangkan potensi anak se-optimal mungkin
Mengarahkan anak ke kegiatan-kegiatan yang lebih positif seperti diikut sertakan pada komunitas yang sesuai dengan hobinya. Namun jangan lupa hal itu adalah sebuah bentuk dukungan mengoptimalkan potensi, jangan lantas dilepas tanpa pengawasan dan arahan.
Demikianlah setidaknya lima hal yang bisa dilakukan sebagai keluarga dan bagian dari masyarakat untuk mencegah semakin meluasnya penyebaran narkoba di kalangan remaja. Bentuk dukungan yang tepat dari semua elemen masyarakat akan membuat kaum muda merasa percaya diri untuk melindungi diri mereka dari pengaruh narkoba.